OJK Paparkan Perkembangan dan Tantangan Sektor Jasa Keuangan 2024 di Economic Outlook & Proyeksi 2025
ZETIZENS.ID – Roberto Akyuwen Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jabodebek Banten hadir menjadi keynote speaker di acara Economic Outlook 2024 & Proyeksi 2025, Jumat (18/10/2024).
Pada kegiatan rutin tahunan yang digelar Ekbispar Banten ini, Roberto Akyuwen membahas perkembangan dan tantangan sektor jasa keuangan 2024.
“Tren perekonomian Banten tahun ini, ada pergerakan ekonomi Banten yang relatif flat di kuartal 2 yakni 4,70 persen. Angka ini di bawah pertumbuhan nasional,” jelasnya.
Di seluruh Indonesia, provinsi-provinsi di Pulau Jawa masih mendominasi dalam hal pertumbuhan ekonomi.
Dalam hal inflasi, ia menjelaskan, emas perhiasan menduduki peringkat pertama. Ini ditandai dengan harga emas yang terus naik setiap harinya.
Meski begitu kata dia, stabilitas sektor jasa keuangan di Banten relatif stabil dan kontributif terhadap pertumbuhan perekonomian regional. Hal ini tercermin dari pertumbuhan sektor jasa keuangan yang positif dengan profit risiko dan likuiditas yang memadai.
“Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2024 dan 2025 masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi secara historis sebesar 3,8 persen. Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan sebesar 3,0% pada tahun 2024 berdasarkan perkiraan dalam IMF World Economic Outlook (WEO), dan pada tahun 2025
diproyeksikan mencapai 3,2% dengan
mempertimbangkan adanya resiliensi yang lebih baik pada Amerika Serikat dan negara-negara berkembang, serta dukungan fiskal di Tiongkok,” paparnya.
Pada perkembangan teknologi ekonomi siber, dipaparkan, digitalisasi telah mengubah pola perilaku masyarakat Indonesia dan secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap kebutuhan masyarakat akan layanan keuangan berbasis digital.
“Risiko siber masuk dalam peringkat 10 besar risiko yang mungkin dihadapi ke beberapa tahun ke depan,” imbuhnya.
Terakhir, ia membahas gerakan nasional cerdas keuangan (Gencarkan). Ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan secara masif dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
“Secara nasional ada 3.142 kegiatan edukasi dengan 4,1 juta peserta, sampai September 2024 ini. Untuk Banten ada 27 kegiatan edukasi dengan 3.812 peserta per September 2024,” tukasnya. (Hilal)