Buroq dan Bodoran, Kesenian Khas Cirebon yamu Tampil di Panggung DA 7

ZETIZENS.ID – Di panggung DA7 Indosiar pada Rabu (17/9/2025) ditampilkan kesenian khas Cirebon yakni Bodoran dan Buroq. Ini karena salah satu kontestan DA7 yakni April berasal dari Cirebon.
April menyanyikan lagu tarling khas Cirebonan berjudul Lanange Jagad yang mengiringi Bodoran dan Buroq saatnya tampil live. Cari tahu tentang dua kesenian ini yuk.
Laman RRI mengulas, kesenian “Buroq” biasanya diadakan saat ada acara khitanan, pernikahan, atau arak-arakan.
Melansir dari wikipedia, “Buroq” berawal dari kisah perjalanan Isra Mi’raj yang dilakukan Nabi Muhammad SAW untuk menuju ke langit ketujuh.
Dimulai dari Kota Mekkah tepatnya
di Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa yang berada di Palestina, dilanjutkan ke Sidratul Muntaha yang letaknya ada di lapisan langit ke tujuh.
Dalam perjalanannya Nabi Muhammad SAW mengendarai Buraq, yaitu makhluk Allah yang menyerupai kuda bersayap.
Bermula dari kisah Isra Mi’raj inilah yang memunculkan ide seniman yang ada di Desa Kalimaro, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon untuk membuat replika kendaraan yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Seniman tersebut adalah Bapak Ta’al yang menciptakan Buroq pada tahun 1920 sebagai bentuk replika dari kendaraan Nabi Muhammad SAW.
Bentuk dari kesenian Buroq ini adalah bedawang, semacam kurungan yang menyerupai boneka yang berbadan kuda bersayap, berkepala wanita cantik, yang digerakkan oleh orang-orang yang ada di dalam kurungan tersebut.
Begitulah awal mula sejarah dari adanya kesenian Buroq yang ada di daerah Cirebon. Bermula dari kisah Isra Mi’raj kesenian Buroq ini masih bertahan hingga saat ini.
Sederhananya, Buroq ini semacam Barongsai yang dimainkan dua orang tapi topengnya bukan naga melainkan Buroq, hewan mistis yang bukan berasal dari Bumi.
Bodoran
Sementara Bodoran Cirebon yakni kesenian seperti Sandiwara Masres yang menampilkan cerita-cerita humor dan satire, atau bisa juga merujuk pada Tari Sintren yang meskipun punya makna mendalam, seringkali diwarnai dengan guyonan dan gaya yang menghibur penonton, apalagi saat melibatkan penambahan uang untuk membuat penari lemas secara dramatis.
Kalau Sandiwara Masres adalah bentuk sandiwara atau drama dari Cirebon yang sering menampilkan unsur humor dan sindiran sosial, menjadikannya sebagai bentuk “bodoran” atau tontonan yang lucu dan menghibur.
Sedangkan Tari Sintren, meskipun memiliki makna filosofis tentang siklus hidup manusia dan keserakahan duniawi, tari Sintren juga seringkali menyertakan atraksi yang mengundang tawa dan keheranan, terutama saat penari dimasukkan ke dalam kurungan ayam dan kemudian lemas ketika diberi uang.
Penampilan penari yang berubah menjadi lebih dramatis dan kadang lucu juga menjadi bagian dari daya tarik pertunjukkannya. (Zee)