Gen Z

Muhammad Rifqi Maulana, Gen Z SMKN 1 Tunjungteja dan Komputer Jaringan

ZETIZENS.ID – Bagi yang paham dan menjadikan passion, Jurusan Teknik Komputer Jaringan yang ada di SMK bukanlah jurusan yang bikin pusing. Ini diakui Muhammad Rifqi Maulana, Gen Z SMKN 1 Tunjungteja.

Saat Education Visit ke SMKN 1 Tunjungteja pada 10 September 2024 lalu, tim Zetizens ngobrol-ngobrol bareng Rifqi.

Gen Z Kelas 12 TKJ 2 ini bilang, pilih jurusan TKJ sesuai skill yang ia miliki. “Agar skill lebih meningkat,” tutur cowok yang tinggal di Petir dan membutuhkan 15 menit ke sekolah dengan mengendarai motor ini.

“Selama lebih dua tahun di TKJ banyak hal yang didapat, banyak hal yang semula tidak diketahui jadi tahu, misal tentang jaringan, network, server, dan sebagainya,” jelas lulusan SMP Boarding School Daarul Qoriin Rangkasbitung, Lebak yang mengaku memilih sekolah ini karena faktor pindah rumah, mengikuti orangtua yang pindah tugas kerja.

Rifqi juga bilang, sudah bikin website sendiri, walaupun masih tahap belajar. Nama webnya tazawaz.store.

“Isinya ada artikel, produk yang saya tawarkan juga, dan portofolio saya,” jelas Rifqi.

“Kalau domain, beli. Kalau hosting, saya buat sendiri, dari pengalaman saya sendiri,” lanjutnya.

Saat ditanya serumit apa membuat website, menurutnya tergantung skill.

Ia mengaku tidak terlalu kesulitan saat mengulik membuat website. Ini karena passionnya di developer dan koding.

“Kalau mau mudah, bikin web pake wordpress,” saran Rifqi.

Berhubungan denan tugas akhir anak TKJ yaitu network dan nantinya dipresentasiin, Rifqi mengaku sudah harus siap.

“Tantangannya mungkin kesulitan karena di network karena kalau di TKJ itu mikrotik itu kesulitannya untuk mengkonfibrasi,” katanya lagi.

Ia mengakui ada banyak anak-anak yang masuk TKJ gak paham apa yang harus dilakukan di jurusan tersebut seperti membuat website, jaringan, dan lainnya. Ini yang membuat para siswa TKJ malah pusing sendiri.

Dan itu menurutnya jumlahnya sekitar 80 persen di sekolahnya.

“Jadi kalau mau masuk TKJ minimal harus passion,” tukasnya lagi.

Saat Education Visit ia bertanya kepada pemateri dari Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Banten dan bilang sudah bermain forex atau foreign exchange.

“Baru belajar Forex tahun ini. Kenapa tertarik? Mungkin dari berita di web dan medsos seperti TikTok. Akhirnya tertarik mempelajari. Saya udah nyoba, ada kerugian ada keuntungan tapi belum ada keuntungan yang lebih dan kerugian full sepenuhnya,” aku Rifqi.

Saat ditanya apa serunya apa main Forex, Rifqi bilang belum menemukan. “Beresiko tinggi,” jawabnya singkat. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button