Atasi Sampah Organik dan Perkuat Sistem Resapan Air di Rumah, KKN Tim II Undip Mengajak Ibu-ibu PKK Membuat Biopori Sederhana
ZETIZENS.ID – Menurut data dari SIPSN, Indonesia menghasilkan limbah organik terbanyak sejak tahun 2023 hingga sekarang.
Permasalahan ini semakin bertambah seiring terjadinya proses urbanisasi ataupun bertambahnya tingkat kebutuhan pangan masyarakat.
Menghadapi tantangan ini, pipa resapan biopori menjadi salah satu perhatian teknologi ringkas yang dapat dilakukan secara mandiri dan berkelanjutan di rumah.
Dengan metode pembuatannya yang sederhana, pipa resapan biopori ini dibuat dengan menggunakan pipa yang ditanam dalam tanah yang sudah dilubangi di kedalaman 30-100 cm.
Pipa tersebut selanjutnya dilubangi menggunakan solder. Fungsi dari lubang pipa yaitu sebagai aliran air agar air dapat mengalir dari pipa dan meresap ke dalam tanah.
Lubang tanah yang sudah diberi pipa selanjutnya diisi dengan limbah organik, seperti sisa potongan buah dan sayur, sisa makanan yang sudah dibilas, dan daun-daun kering.
Manfaat dari limbah organik ini, dapat meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah yang membantu mengurangi tekanan pada saluran pembuangan dan mencegah banjir. Kedua, bahan organik yang digunakan dalam lubang biopori akan terdekomposisi secara perlahan, memperkaya tanah dengan nutrisi dan meningkatkan kesuburan tanah.
Ketiga, proses ini juga dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mempercepat dekomposisi limbah organik yang bisa menimbulkan metana jika dibiarkan menumpuk di tempat pembuangan akhir.
Pelatihan pembuatan pipa resapan biopori kepada ibu-ibu PKK diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan limbah organik rumah tangga dan memberikan pencerdasan sederhana yang dapat menjaga keselamatan lingkungan.
“Wahh menarik mbak dengan adanya pelatihan resapan biopori, karena limbah organik kami sangat banyak dari hasil sisa memasak,” ujar Reni, ibu kepala desa sekaligus ibu ketua PKK Desa Paweden.
Program pelatihan yang telah dilaksanakan pada Minggu, 28 Juli 2024 didampingi oleh Aline, mahasiswi KKN TIM II Undip Desa Paweden ini berjalan dengan lancar karena dihadiri oleh 20 orang anggota ibu-ibu PKK dan berjalan sangat antusias. Seluruh ibu PKK cukup aktif bertanya jawab saat pelatihan.
Dengan dukungan yang terus-menerus dari berbagai pihak dan meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, diharapkan penggunaan pipa resapan biopori akan semakin meluas dan memberikan dampak positif yang signifikan.
Keberhasilan teknologi ini menunjukkan bahwa solusi sederhana dan berbasis komunitas dapat memainkan peran penting dalam menghadapi tantangan lingkungan yang kompleks. (Zee)