Gen Z

Katniss Everdeen, Remaja Simbol Perlawanan dari Hunger Games

ZETIZENS.ID – Meski film trilogi Hunger Games sudah berakhir, namun sosok Katniss Everdeen yang diperankan Jennifer Lawrence di film besutan Gary Ross ini sangat membekas.

Remaja yang menjadi tokoh fiktif protagonis dari novel trilogi The Hunger Games karangan Suzanne Collins ini sangat dicintai penonton.

FYI, nama Katniss berasal dari tanaman sejenis rumput. Katniss Everdeen adalah seorang gadis berusia 16 tahun. Dia tinggal dengan ibunya dan adiknya, Primrose Everdeen (Prim) di Distrik 12, salah satu distrik termiskin di Panem, yang bertugas menghasilkan produk-produk pertambangan, khususnya batubara untuk Capitol.

Ciri-ciri fisiknya tampak khas untuk seseorang yang berasal dari daerah Seam (daerah kumuh di Distrik 12), dengan rambut cokelat yang panjang, kulit zaitun, dan mata abu-abu.

Lima tahun sebelum Katniss menjadi peserta di Hunger Games, ayahnya tewas dalam ledakan tambang dan membuat ibunya menjadi depresi dan menelantarkan dia dan adiknya.

Sejak itu, dia tidak mempercayai ibunya lagi hingga cerita di Catching Fire dimulai. Sejak saat itu pula Katniss menjadi tulang punggung keluarganya.

Untuk menafkahi keluarganya, Katniss berburu dan mencari makanan di hutan, seperti yang pernah diajari oleh ayahnya.

Dalam prosesnya, ia kemudian mendapatkan teman berburu yang kemudian menjadi sahabatnya, Gale Hawthorne, yang juga dari Seam dan seperti Katniss, ayahnya juga tewas dalam kecelakaan tambang. Di kemudian hari, Gale mengakui kalau dia mencintai Katniss.

Saat diadakan hari pemungutan untuk Hunger Games ke-74, nama adik Katniss, Prim, terpilih sebagai peserta. Tetapi Katniss menjadi relawan dan bersedia menggantikan posisi adiknya.

Bersama Peeta Mellark, peserta laki-laki dari Distrik 12, ia dibawa ke Capitol untuk mengikuti Hunger Games ke-74.

Saat malam perkenalan peserta, Katniss mengenakan pakaian yang seolah-olah membuatnya tampak “terbakar”. Hal ini memberinya julukan “gadis yang terbakar”.

Selama sesi wawancara peserta, Peeta mengungkapkan cintanya kepada Katniss secara langsung di televisi.

Katniss berasumsi kalau hal ini cuma merupakan trik Peeta untuk mendapatkan perhatian dari para sponsor.

Saat mereka semakin dekat satu sama lain selama pertandingan, mulai tampak bahwa cinta Peeta padanya ternyata tulus, walaupun dia sendiri tidak bisa memastikan soal bagaimana perasaannya terhadap Peeta.

Di tengah pertandingan, dewan juri mengumumkan aturan baru pertandingan, dimana kedua peserta dari distrik manapun boleh menjadi pemenang.

Hal ini menyebabkan Peeta dan Katniss membentuk aliansi. Namun, ketika yang tersisa hanya Peeta dan Katniss, aturan baru itu ditarik kembali, dan ini artinya seseorang harus membunuh yang satunya untuk mengakhiri pertandingan.

Saat itu, Katniss memutuskan kalau mereka berdua akan memakan buah berry beracun, dalam artian mereka berdua akan bunuh diri dan memastikan Hunger Games kali ini tidak memiliki pemenang.

Tindakan ini terlihat oleh penonton sebagai suatu tindakan yang berlandaskan cinta sejati.

Akibatnya, Seneca Crane, ketua dewan juri buru-buru mengakhiri pertandingan, dan Katniss beserta Peeta dinyatakan sebagai pemenang, hal ini jelas-jelas melanggar aturan pertandingan dan juga mempermalukan Capitol.

Selanjutnya, pilihan Katniss untuk menentang peraturan Hunger Games ini membuatnya dijadikan simbol pemberontakan bagi distrik-distrik dalam buku kedua.

Kedua

Dalam buku kedua, Catching Fire, Katniss menyadari bahwa tindakannya di arena yang dianggap oleh orang-orang sebagai perlambang “cinta sejati” itu sesungguhnya dipandang sebagai tindakan pemberontakan oleh Capitol.

Selanjutnya, Peeta dan Katniss bertanding sekali lagi di Quarter Quell ketiga, atau Hunger Games ke-75, dan selama pertandingan berlangsung, Katniss dan beberapa peserta lainnya berhasil meloloskan diri dari arena dengan bantuan para pemberontak dari Distrik 13, sedangkan Peeta ditangkap dan ditawan oleh Capitol.

Katniss kemudian dibawa oleh para pemberontak ke Distrik 13, distrik yang selama ini diyakininya sudah musnah.

Ketiga

Dalam buku ketiga, Mockingjay, Katniss membantu jalannya pemberontakan terhadap Capitol, tetapi adiknya terbunuh oleh serangan bom yang diperintahkan oleh Coin, presiden Distrik 13.

Katniss membunuh Coin untuk membalaskan kematian Prim dan untuk mencegah seseorang yang kejam seperti Coin menggantikan tempat Snow sebagai presiden Panem.

Setelah dibebaskan dari segala hukuman atas kematian Coin, Katniss dikirim kembali ke Distrik 12.

Dalam epilog, lima belas tahun setelah akhir cerita, dikisahkan bahwa dia menikah dengan Peeta, dan mereka memiliki dua anak, satu anak perempuan dan satu anak laki-laki.

Perbedaan dengan Lucy Gray

Film The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes yang tayang di bioskop hari ini (15/11/2023) mengisahkan masa lalu Presiden Snow. Film ini memunculkan sejumlah karakter yang berperan besar dalam kehidupan Snow, salah satunya Lucy Gray.

Karakter yang diperankan oleh Rachel Zegler ini digadang-gadang akan menjadi penerus kesuksesan Jennifer Lawrence sebagai Katniss dalam waralaba The Hunger Games, karena sosoknya yang tangguh.

Namun kedua karakter ini sebenarnya memiliki perbedaan signifikan. Berbeda dengan Katniss yang tak tahan dengan perhatian publik, Lucy adalah artis yang terlahir dengan bakat dan talenta untuk mencuri perhatian.

Jika Katniss bersenjata busur dan panah untuk melindungi diri, Lucy memiliki senjata yang jauh lebih mematikan yaitu racun.

Katnis memenangkan Hunger Games dengan merusak sistem yang ada, sedangkan Lucy justru mengambil keuntungan dari sistem tersebut.

Saat terpilih menjadi perwakilan Distrik 12, Lucy tidak ragu sama sekali. Sedangkan Katniss terpaksa jadi wakil Distrik 12 untuk menyelamatkan adiknya.

Katniss ‘dipaksa’ menjadi simbol pemberontakan. Sedangkan bagi Lucy, pemberontakan tidak terlalu penting selama bisa perform dengan bebas

Katniss secara tidak langsung melatih dirinya untuk Hunger Games dengan berburu. Sedangkan Lucy menghabiskan hidupnya dengan pentas.

Skill berburu Katniss membuatnya berjarak dengan binatang, sedangkan Lucy justru berteman dengan burung dan ular yang ia temui di alam.

Walau keduanya wakil Distrik 12, Lucy dan Katniss sangat berbeda. Lucy tidak pernah menganggap tempat itu sebagai rumahnya.

Sosok Katniss sangat dicintai oleh warga Distrik 12, sedangkan Lucy dianggap sebagai orang luar dan tidak dipercaya oleh mereka.

Lucy adalah sosok yang membentuk kediktatoran Presiden Snow, sedangkan Katniss adalah orang yang meruntuhkannya.

Meski keduanya memiliki banyak perbedaan, Lucy Gray dan Katniss Everdeen sama-sama berperan besar dalam keberlangsungan kisah The Hunger Games. Apalagi mereka punya alasan yang sama kuat dalam setiap tindakan yang dilakukan. (Hilal)

Hilal Ahmad

Gen Z Enthusiast yang suka menulis apa pun dan bertualang ke mana pun!

Tulisan Terkait

Back to top button