Konten Viral ‘Rp 10 Ribu di Tangan Istri yang Tepat’ Memancing Kontroversi

ZETIZENS.ID – Konten ‘Rp 10 ribu di tangan istri yang tepat’ yang viral di TikTok memancing keributan dan kontroversi di kalangan netizen. In this economy dengan harga-harga semakin naik, konten ini memancing pertikaian antara suami istri karena menganggap istrinya bukan istri yang tepat.
Laman Tribunjabar.Id menyebut, konten ‘Rp 10 ribu di tangan istri yang tepat’ beredar di TikTok, memperlihatkan seorang istri yang cukup berbelanja Rp 10 ribu perhari.
Istri trersebut diberi uang belanja hanya sebesar Rp 10 ribu per hari oleh sang suami.
Misalnya, sang istri ke pasar membeli bawang Rp 500, Tahu Rp 1.000 hingga sayur kangkung Rp 2.000.
Dari uang yang terbatas tersebut, wanita itu memperlihatkan hasil masakannya untuk mencukupi tiga kali makan.
Konten ini pun menuai polemik, bahkan mendapat kritik pedas warganet.
Sebagian besar netizen menganggap konten tersebut terlalu mengada-ada. Saat ini harga bahan pangan tidak murah.
Harga bahan pangan di setiap daerah di Indonesia juga berbeda-beda. Penggunaan frasa ‘istri yang tepat’ dinilai juga menyakiti perasaan ibu-ibu lainnya.
Menciptakan Tekanan
Laman Kompas mengulas, tren “Rp 10.000 di tangan istri yang tepat” dinilai berpotensi menciptakan tekanan sosial untuk para istri.
Psikolog klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., mengatakan kepada Kompas, tren “Rp 10.000 di tangan istri yang tepat” berpotensi menciptakan tekanan sosial pada para istri, mereka seakan dituntut harus selalu bisa menekan pengeluaran belanja harian sampai Rp 10.000.
“Tetapi harus dilihat juga, harus menekan Rp 10.000 dengan biaya hidup di kota yang masing-masing punya minimal pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari,” kata psikolog yang berpraktik di RS DR Oen Solo Baru ini kepada Kompas.com, Rabu (1/10/2025).
Joko menuturkan, perlu dipahami bahwa kemampuan mengelola uang tidak bisa dilepaskan dari konteks tempat tinggal.
Bagi yang menetap di Kota Surakarta, Jawa Tengah, misalnya, uang belanja Rp 10.000 sehari mungkin masih memungkinkan karena harga bahan makanan di pasar yang masih cukup murah. Namun, untuk para istri yang tinggal di kota-kota besar, seperti Jakarta, nominal uang belanja harian tersebut mungkin hanya cukup untuk memberi makan satu orang, atau seluruh keluarga tapi untuk sekali makan saja.
“Kita harus melihat konteksnya, jangan hanya asal menekan pada istri, apalagi memberikan stigma bahwa istri enggak bisa sukses kalau enggak bisa menekan sampai Rp 10.000,” terang Joko. (Zee)







