Rian Fahardhi Hadir di Seminar Nasional Pendidikan di UBF UIN SMH Banten, Ajak Anak Muda Menjadi Generasi Kuat dan Resiliance
ZETIZENS.ID – Rian Fahardhi, Presiden Gen Z, dan Founder Naran Id menjadi pembicara tunggal pada Seminar Pendidikan Nasional yang digelar Dema UIN SMH Banten.
Kegiatan yang masih dalam rangkaian UIN Banten Festival (UBF) ini digelar pada 16 Desember 2023 si Aula Rektorat Lantai 3 Kampus UIN SMH Banten pukul 7.30 WIB.
Pada kegiatan bertema “Mengupgrade Jiwa Intelektualitas Generasi (C) Emas untuk Menghadapi Bonus Demografi Indonesia”, lulusan UIN Syahid pada 2022 ini mengajak para peserta yang didominasi generasi Z untuk menjadi generasi yang kuat dan resiliance.
“Ini yang harus dilakukan untuk bisa menjadi generasi emas. Gapapa sesekali cemas, cemas kalau hari ini tidak bisa menghirup udara segar, cemas korupsi merajalela,” jelas Rian.
Di awal materi, Rian mengatakan, tidak ada proses sia-sia. Jangan mau jadi mahasiswa yang dibesarkan kampus tapi mahasiswa yang membesarkan nama kampus. Itu kata Rian.
Rian juga memaparkan beberapa skill yang harus dikuasai generasi muda. Yakni kemampuan menulis kritis seperti wartawan, public speaking karena tanpa ini tidak akan bisa menyampaikan gagasan, dan keberanian. Tanpa ini kata Rian, menjalani hidup menjadi biasa-biasa saja.
“Berbicara generasi emas, gak bisa lepas dengan konsep trisakti Soekarno. Yakni bersuaka secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian secara budaya,” jelas Rian yang mengaku sejak SMP ingin jadi jurnalis dan mengidolakan Najwa Shihab.
“Kita juga harus memiliki kemampuan menyelesaikan apa yang kita mulai, konsisten, dan resisten. Kita akan menuju generasi excellence karena menguasai diri dan lingkungan,” jelas Rian.
Untuk menuju generasi emas 2045, Rian bilang, menjadi versi terbaik dari diri kita dan membantu orang lain untuk menjadi versi terbaik dirinya.
“Mulailah dari diri kita dan menunjukkan kebermanfaatan ke dunia nyata. Hari ini manusia di bumi ini sedang mengalami krisis yang berbahaya yakni krisis empati. Kita harus membantu orang lain lewat usaha kita dan kepedulian secara nyata,” jelas Rian.
Generasi hari ini, kata Rian, harus siap menghadapi ketidakpastian. Ia juga bilang, sebisa mungkin membuka lapangan kerja bukan jobseeker dan bermakna bagi lingkungannya.
Menjawab pertanyaan peserta tentang pembunuhan intelektual berupa joki tugas dan skripsi, Rian bilang ini masalah mental.
“Yang menjoki terlalu percaya diri, yang menggunakan jasa joki tidak percaya diri.
Ini tentang mental. Dengan adanya teknologi, secara tidak langsung membunuh intelektual yakni menggantungkan pengerjaan tugas dengan AI,” kata Rian. (Hilal)