Viral

Para Pemain Fantastic Four dapat Hadiah Batik Malaysia

ZETIZENS.ID – Batik Malaysia kembali viral. Kali ini saat Matt Shakman, Joseph Quinn, Pedro Pascal, Vanessa Kirby, dan Ebon Moss-Bachrach hadir di tur promosi Fantastic Four: First Steps yang berlangsung di Sydney.

Para pemeran film “The Fantastic Four” ini menerima cenderamata berupa kemeja dan tote bag bermotif batik dalam tur promosi terbaru mereka.

Hadiah tersebut diberikan oleh kreator konten asal Malaysia, Mark O’Dea, yang menyebut batik sebagai bagian dari tradisi Malaysia.

Dalam kesempatan itu, Mark berinteraksi langsung dengan keempat pemeran utama film, yakni Pedro Pascal, Vanessa Kirby, Ebon Moss-Bachrach, dan Joseph Quinn.

Mereka tampak antusias menerima hadiah tersebut. Bahkan Pascal berjanji akan mengenakan kemeja batiknya dalam kunjungan berikutnya ke Malaysia.

Namun, pernyataan Mark O’Dea di media sosial memicu reaksi warganet Indonesia. Banyak yang mengingatkan bahwa batik telah diakui UNESCO sejak 2009 sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia.

Mark menanggapi kritik tersebut melalui unggahan di Instagram. Ia menegaskan tak pernah mengklaim batik sebagai milik Malaysia, melainkan hanya menyebutnya tradisi yang hidup di negara tersebut.

“I didn’t say anything about ‘claim’ or ‘ownership’. I’m stating facts because it is traditional here,(saya tidak mengatakan apa-apa tentang ‘klaim’ atau ‘kepemilikan’. Saya hanya menyatakan fakta karena batik memang tradisional di sini – red)” tulisnya.

Sejumlah warganet pun mencoba meredam perdebatan.

“Acknowledging Malaysia’s batik tradition doesn’t erase Indonesia’s origin story. We’re celebrating how culture grows and thrives in different places, (Mengakui tradisi batik di Malaysia tidak menghapus asal-usul batik dari Indonesia. Kita merayakan bagaimana budaya tumbuh dan berkembang di berbagai tempat)” tulis seorang pengguna.

Sementara akun komunitas Laskala Batik menegaskan kembali asal-usul batik Indonesia.

“Batik is a proud heritage of Indonesia, recognized by UNESCO as a Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity since 2009. We’re always happy to see our culture appreciated worldwide, but let’s give credit where it’s due,(Batik adalah warisan budaya Indonesia yang membanggakan, diakui UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity sejak 2009. Kami senang melihat budaya kita dihargai di seluruh dunia, tetapi mari memberikan penghargaan sesuai asal-usulnya) tulis mereka.

Batik sendiri memang telah lama dikenal di Asia Tenggara, dengan variasi dan corak berbeda di berbagai negara. Meski begitu, akar sejarah dan pengakuan internasional menegaskan batik sebagai warisan budaya Indonesia, khususnya dari Jawa.

Senada

FYI, Mark pun membawakan oleh-oleh berupa pakaian batik dengan warna yang senada dengan poster film. Tapi bukan hadiahnya yang jadi masalah—melainkan cara Mark memperkenalkannya.

“Yang sedang aku pakai sekarang disebut batik. Ini sangat tradisional di Malaysia dan dibuat dengan cara mewarnai kain menggunakan lilin khusus. Kalian suka?” ujarnya di depan para pemain Fantastic Four, sambil menunjukkan kain batik tersebut.

Potongan video ini menyebar dan membuat warganet Indonesia langsung naik pitam. Kolom komentar Instagram Mark @markodea8 pun dipenuhi protes netizen Indonesia yang menegaskan bahwa batik berasal dari Indonesia, bukan Malaysia.

Mark Buka Suara. “Saya Nggak Klaim, Kok”
Melihat komennya dibanjiri kritik, Mark pun angkat bicara.

Ia mengklarifikasi bahwa dirinya tidak pernah berniat mengklaim batik sebagai budaya milik Malaysia secara eksklusif. Menurutnya, batik juga telah lama digunakan dan dikenal di Malaysia, dan pernyataannya murni sebagai bentuk apresiasi.

“Saya tidak pernah menyatakan Malaysia sebagai pemilik batik,” tulis Mark lewat Instagram Story.

Ia juga menegaskan bahwa dalam wawancara tersebut, ia tidak mewakili negara manapun secara resmi.

“Saya hanya kebetulan sedang berada di Sydney dan beruntung bisa bertemu para pemeran film,” jelasnya.

Laman Detik menyebut, meski ini bukan pertama kalinya isu “klaim batik” muncul, warganet Indonesia punya alasan kuat untuk tidak tinggal diam.

Sejak 2 Oktober 2009, UNESCO telah mengakui batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Milik Indonesia.

Pengakuan ini tidak datang begitu saja, melainkan karena teknik, simbol, filosofi, dan peran batik yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad.

Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, batik memenuhi semua unsur budaya takbenda yang khas Indonesia: dari cara pembuatan, nilai simbolik, hingga penggunaan dalam berbagai ritus adat.

Faktanya, batik juga dikenal dan digunakan di Malaysia. Beberapa wilayah memang memiliki bentuk dan motif batik yang berkembang sendiri.

Letak geografis yang berdekatan, sejarah panjang interaksi budaya, dan proses akulturasi di masa lalu menjadikan beberapa kesamaan dalam bentuk, tapi tidak identik dalam konteks budaya. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button