Untuk Ayah dengan Cinta: Suara Cinta Santri Kelas IX SMP Nurul Madaany

ZETIZENS.ID – Suasana haru dan bangga mewarnai peluncuran buku antologi bertajuk “Untuk Ayah Dengan Cinta” karya siswa kelas IX SMP Nurul Madaany.
Acara ini tidak hanya menjadi selebrasi literasi, tetapi juga momen penuh makna karena dibarengi dengan pengumuman kelulusan siswa kelas IX tahun ajaran 2024/2025.
Buku yang berisi kumpulan tulisan santri tentang figur ayah ini diluncurkan dalam acara bertajuk Peluncuran dan Bincang Buku, yang dihadiri oleh orang tua siswa, para santri, guru, serta tamu undangan dari sekolah sekitar pesantren.
Hadir sebagai narasumber utama, Sri Sugiastuti, M.Pd—pegiat literasi nasional sekaligus pemilik penerbit PMA yang menerbitkan buku ini.
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasinya terhadap keberanian santri menulis dan berbagi kisah personal mereka.
“Menulis adalah keberanian untuk menyuarakan hati. Anak-anak Nurul Madaany hari ini membuktikan bahwa pesantren bukan hanya pusat keilmuan, tapi juga ladang subur bagi tumbuhnya penulis masa depan,” tutur Sri Sugiastuti di tengah bincang buku yang berlangsung hangat.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Pimpinan Pesantren Nurul Madaany, KH. Abdullah Al Hadad, M.Sy., yang menyampaikan harapan besar terhadap geliat literasi di kalangan santri.
“Kami percaya, pendidikan karakter tidak hanya lahir dari kitab dan pelajaran, tapi juga dari proses menulis dan merenung. Buku ini adalah cermin ketulusan dan penghargaan kepada sosok ayah dalam kehidupan para santri,” ujar beliau.
Senada dengan itu, Pimpinan Yayasan Podiumm, Agus Sutisna, M.Si., menyatakan bahwa kegiatan literasi seperti ini merupakan wujud nyata pendidikan yang berjiwa dan bernilai.
“Kami mendukung penuh kegiatan yang menumbuhkan kecintaan terhadap sastra dan keluarga. Ini adalah bekal penting dalam membentuk generasi yang cerdas dan berempati,” ucapnya dalam sambutannya.
Pengawas SMP di Sub Rayon 3, Bapak Adun Ibrahim, juga turut hadir dan memberikan sambutan yang menguatkan semangat literasi di lingkungan sekolah menengah pertama.
“Saya mengapresiasi inisiatif luar biasa dari SMP Nurul Madaany yang tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga membina kepekaan emosional dan spiritual peserta didik melalui literasi. Buku ini menjadi bukti bahwa menulis adalah sarana pembentukan karakter yang sangat efektif. Semoga langkah ini menginspirasi sekolah lain di Sub Rayon 3 untuk mengembangkan budaya literasi yang kontekstual dan bermakna,” ungkapnya.
Pipit Piharsih selaku pegiat literasi di Pesantren Nurul Madaany sekaligus pendamping proses penulisan buku ini, turut memberikan apresiasi mendalam atas semangat para siswa.
“Buku ini lahir dari proses panjang yang penuh refleksi dan kejujuran. Setiap tulisan adalah ungkapan cinta yang dituliskan dengan tangan yang belum tentu sempurna, tapi tulus dan bermakna,” ungkap Pipit.
Acara ditutup dengan prosesi pengumuman kelulusan siswa kelas IX yang diumumkan langsung oleh Kepala SMP Nurul Madaany, Ust. Muhamad Abdulhak, S.Pd. Suasana berubah menjadi haru ketika satu per satu nama santri dipanggil, disertai senyum dan air mata kebanggaan dari para orang tua yang turut hadir.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa literasi bukan sekadar kegiatan membaca dan menulis, tetapi juga menjadi ruang penguatan karakter dan ekspresi cinta—terutama kepada orang terdekat: ayah. (Zee)