Pertumbuhan Ekonomi Banten tahun 2023 tumbuh 4,81% dengan Capaian Rp 814,12 Triliun dari Tahun Sebelumnya
ZETIZENS.ID – Bank Indonesia Provinsi Banten mencatat pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan IV tahun 2023 mencapai sebesar 4,85 persen secara year on year atau tumbuh sebesar 1,79 persen.
Perekonomian Banten tahun 2023 mencapai Rp 814,12 triliun dan tumbuh sebesar 4,81 persen year on year.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Ameriza M Moesa menyebut laju pertumbuhan ekonomi Banten tercatat melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh 5,03 persen secara YoY dan berada di bawah laju pertumbuhan ekonomi Nasional yang mencapai 5,04 persen secara yoy.
Dilihat dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Banten sepanjang tahun 2023 masih didorong oleh Konsumsi Rumah Tangga yang menguasai 52,47% dari share PDRB dan tumbuh sebesar 3,96% secara year on year.
“Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi dan berlanjutnya penyaluran Bantuan Sosial oleh Pemerintah. Pada triwulan IV 2023, Konsumsi Rumah Tangga tumbuh 3,00% year on year meningkat dibanding triwulan III, sebagaimana siklus tahunan. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan mobilitas Masyarakat di momen Hari Besar Keagamaan Nasional dan Tahun Baru,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Ameriza M Moesa.
Sedangkan dari sisi Lapangan Usaha, pertumbuhan ekonomi Banten masih didorong oleh sektor Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, Konstruksi, dan Transportasi dan Pergudangan yang menguasai 65,53% dari share PDRB Banten.
Sepanjang tahun 2023, sektor Transportasi dan Pergudangan merupakan sektor dengan tingkat pertumbuhan tertinggi mencapai 12,44% secara year on year. Sementara 3 (tiga) sektor lainnya yaitu, Industri Pengolahan tumbuh 5,82%, Perdagangan 3,98%, dan Konstruksi 1,45%.
“Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2022, kinerja sektor Industri Pengolahan mengalami peningkatan hal ini didorong oleh masih baiknya kinerja sub sektor seperti Industri Alat Angkutan, Industri Makanan dan Minuman serta Industri Farmasi,” ujarnya.
Hal ini tidak terlepas dari persistensi tingginya permintaan terhadap plastik dan bahan baku plastic, baik dari sektor petrokimia dan sektor Makanan dan Minuman. Beralih dari sisi perkembangan harga, capaian inflasi pada tahun 2023 mengalami perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Laju Inflasi gabungan 3 kota di Banten mencapai 3,06% secara tahunan, jauh melandai dibandingkan laju inflasi tahun 2022 yang mencapai 5,08% year on year.
Pada tahun 2024, terapat 2 (dua) tambahan kota pantauan inflasi yaitu Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang.
Pada Januari 2024, laju inflasi gabungan 5 (lima) kota di Banten mengalami deflasi -0,04% (mtm) atau sebesar 2,59% secara tahunan. Secara spasial, deflasi tertinggi dialami Kota Cilegon yang mencapai -0,50% (mtm), diikuti Kabupaten Lebak -0,18% (mtm), dan Kota Tangerang -0,11% (mtm).Sementara itu, untuk Kota Serang dan Kabupaten Pandeglang mengalami inflasi sebesar 0,30% (mtm) dan 0,09% (mtm).
Deflasi di 5 (lima) Kota Gabungan di Banten didorong oleh komoditas Cabai rawit dan Cabai Merah yang mengalami penurunan harga seiring panen raya di daerah sentra produksi. Lebih lanjut telur ayam ras juga mengalami penurunan harga dengan masuknya pasokan dari daerah Bogor sehingga meningkatkan jumlah pasokan yang tersedia. (Ismi)