Viral

WNI yang jadi Guru di Jerman Spill Tentang Ini, Mau Tahu?

ZETIZENS.ID – Viral di media sosial tentang seorang warga negara Indonesia (WNI) wanita yang menjadi guru TK di Jerman perihal attitude siswa dan wali murid di sana.

WNI ini membagikan pengalamannya mengenai reaksi orang tua murid setelah ia melaporkan bahwa dirinya dilukai oleh salah satu muridnya.

Alih-alih memaksa anak untuk meminta maaf, orang tua murid justru mengajarkan anaknya tentang tanggung jawab.

Mereka bertanya kepada sang anak, “Apa yang harus kamu lakukan agar gurumu merasa lebih baik setelah kamu sakiti?”.

Keesokan harinya, anak tersebut membawa gambar bertuliskan “I’m sorry” dan bunga yang dipetik di jalanan sebagai bentuk penyesalan dan tanggung jawabnya.

Pengalaman ini menjadi contoh bagaimana anak dapat belajar bertanggung jawab dengan cara yang hangat dan bermakna.

WNI Lainnya

Apa yang dilakukan WNI ini seperti halnya di-spill Vicky Natasha dan Andra Stefanowski. Mereka juga membagikan pengalaman uniknya seperti gaji tinggi (sekitar Rp 60 juta), sistem pendidikan yang fokus pada kemandirian dan tanggung jawab anak, serta penerapan nilai-nilai seperti keterbukaan dan penerimaan keberagaman yang unik dibandingkan dengan di Indonesia, meskipun ada tantangan awal dalam penyesuaian budaya dan persepsi.

Guru seperti Andra menceritakan bagaimana anak didiknya, yang awalnya bertanya apakah ia perempuan atau laki-laki karena rambut pendeknya, akhirnya belajar tentang keberagaman gender melalui contoh nyata di kelas.

Dalam kasus Vicky, ketika seorang murid melukai gurunya, orang tua justru mendorong anak untuk bertanya, “Apa yang harus kamu lakukan agar gurumu merasa lebih baik?” yang berujung pada permintaan maaf dan pelajaran tentang tanggung jawab.

FYI, sistem pengajaran di Jerman menekankan kemandirian pada anak sejak dini, di mana anak diajarkan untuk belajar mandiri tanpa harus selalu terlihat disiplin atau patuh seperti di Indonesia.

Gaji seorang guru TK di Jerman bisa mencapai sekitar 3.000-3.500 euro, atau setara Rp 50-60 juta per bulan, yang jauh lebih tinggi dari standar di Indonesia.

Guru di Jerman mendapatkan 30 hari cuti dengan gaji penuh serta uang tambahan seperti THR yang dibayarkan saat Natal, dikenal sebagai “13 Monatsgehalt”.

Sebagai bonus, jarak antar negara di Eropa yang berdekatan membuat guru-guru ini bisa dengan mudah menjelajahi negara-negara Eropa lainnya.

Andra, seorang guru TK di Berlin, menghadapi persepsi awal dari orang tua murid terkait penampilannya yang memiliki tato dan tindik, namun ternyata tidak menjadi masalah karena fokus pendidikan adalah pada kualitas mengajar.

Orang tua di Jerman memiliki pandangan berbeda tentang cara mendidik anak yang terlihat kurang tegas namun justru mendorong kemandirian dan kepercayaan diri anak. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button