Viral

Warga Jepang Protes Pemerintah Datangkan 500 Ribu Imigran India

ZETIZENS.ID – Viral di media sosial, warga Jepang protes kebijakan Pemerintah Jepang dan India yang berencana merumuskan rencana untuk mendorong pertukaran antarmasyarakat, dengan target lebih dari 500.000 orang.

Pada video yang beredar di TikTok, seorang remaja cewek protes dengan meneriakkan “Kembalikan negara kami”.

Laman Tribunjogja mengulas, Pemerintah Jepang dan India berencana merumuskan rencana untuk mendorong pertukaran antarmasyarakat, dengan target lebih dari 500.000 orang selama lima tahun ke depan.

Ini bertujuan untuk meningkatkan pertukaran di sektor pemerintahan, industri, akademisi, dan sektor lainnya, memanfaatkan dinamisme India untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jepang.

Dilansir dari asianews.network, Perdana Menteri Shigeru Ishiba dan Perdana Menteri India Narendra Modi membahas, dari 500.000 orang tersebut, 50.000 di antaranya diperkirakan merupakan warga negara India berketerampilan tinggi dengan pengetahuan khusus yang akan bekerja di Jepang.

India memiliki populasi terbesar di dunia, melebihi 1,4 miliar jiwa, dan sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa.

India juga memiliki banyak profesional TI berketerampilan tinggi, yang diharapkan akan memainkan peran penting dalam industri teknologi Jepang, yang sedang mengalami kekurangan tenaga kerja kronis.

Namun, karena para profesional India terampil yang berbahasa Inggris cenderung memilih bekerja di Amerika Utara atau Eropa.

Pemerintah berencana untuk memperkuat pendidikan bahasa Jepang di lembaga pendidikan lokal dan membangun lingkungan yang menarik para pekerja tersebut ke Jepang.

Di bidang akademik, pemerintah akan mendorong penerimaan mahasiswa dan peneliti India di Jepang dan akan mendukung mahasiswa Jepang yang belajar di negara tersebut.

Pemerintah akan memulai diskusi antar kementerian terkait mengenai kebijakan untuk meningkatkan pertukaran pelajar dan membantu tenaga kerja terampil India mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan Jepang.

Jepang dan India juga akan mendorong penelitian bersama antara universitas-universitas Jepang dan India serta membangun platform untuk mengundang peneliti muda India ke Jepang guna memfasilitasi pertukaran informasi.

Diprotes

Seperti disebutkan di awal, kebijakan ini ditenteng keras oleh masyarakat. Laman Suara Merdeka mengulas, sejumlah kota di Jepang dilanda aksi demonstrasi menolak rencana pemerintah yang membuka jalur imigrasi baru bagi pekerja, pelajar, dan peneliti asal India.

Pemerintah Jepang menegaskan kebijakan ini sangat penting untuk menjawab tantangan demografis berupa populasi menua dan penurunan jumlah penduduk, yang kini hanya sekitar 123,8 juta jiwa.

Sebaliknya, India dengan populasi lebih dari 1,4 miliar jiwa tengah menikmati bonus demografi dan memiliki banyak tenaga kerja muda, khususnya di bidang teknologi informasi (TI).
Namun, kebijakan ini memicu gelombang penolakan.

Kelompok masyarakat dan partai oposisi menilai pemerintah terlalu tergesa menambah jumlah imigran tanpa mengevaluasi sistem pengawasan yang ada. Mereka khawatir arus imigran yang membesar akan memicu masalah sosial dan keamanan.

Meski begitu, pemerintah tetap optimistis. Otoritas Tokyo memastikan mekanisme seleksi dan pengawasan diperketat, termasuk memperluas pendidikan bahasa Jepang bagi calon pekerja India.

“Kami hanya menerima mereka yang benar-benar memiliki keterampilan dan mampu beradaptasi dengan budaya Jepang,” kata pejabat setempat.

Selain pekerja, kebijakan ini juga menyasar bidang akademik. Jepang mendorong masuknya mahasiswa dan peneliti India, sekaligus membuka peluang mahasiswa Jepang belajar di India.

Menurut data Organisasi Layanan Mahasiswa Jepang, jumlah mahasiswa India di Jepang pada 2024 tercatat 1.685 orang, jauh lebih rendah dibanding mahasiswa Tiongkok (123.485) dan Nepal (64.816).

Langkah konkret juga sudah berjalan di sektor perawatan lansia. Perusahaan Sompo Care Jepang bekerja sama dengan National Skill Development Corporation (NSDC) India untuk melatih perawat India. Gelombang pertama dipastikan mulai bekerja di Jepang bulan ini.

Hingga Desember 2024, tercatat sekitar 54.000 warga India tinggal di Jepang, sementara jumlah warga Jepang di India jauh lebih sedikit, sekitar 8.100 orang.

Perbedaan ini mencerminkan arah mobilitas penduduk kedua negara yang saling melengkapi: Jepang membutuhkan tenaga kerja, India membutuhkan peluang kerja luar negeri.

Kendati demikian, tantangan besar tetap membayangi, mulai dari integrasi sosial, risiko eksploitasi pekerja, hingga gesekan budaya.

Ke depan, keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada komitmen Jepang dan India dalam memastikan perekrutan yang adil, perlindungan hukum, serta mekanisme adaptasi sosial. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button