Perayaan 17 Agustus di Era Digital
Seiring Perkembangan Zaman Perayaan 17 Agustus Tutur Memunculkan Berbagai Variasi

ZETIZENS.ID – Dulu, perayaan 17 Agustus identik dengan suara riuh lomba balap karung, tawa saat makan kerupuk diikat, hingga sorak-sorai warga menyaksikan panjat pinang.
Semua dilakukan di lapangan desa atau halaman sekolah, diiringi semangat kebersamaan yang hangat.
Kini, di era digital, cara kita merayakan kemerdekaan pun ikut berevolusi. Bendera merah putih tak hanya berkibar di halaman rumah, tapi juga memenuhi profil media sosial lewat twibbon dan filter khusus.
Lomba tak melulu di lapangan ada yang menggelar challenge di TikTok, kuis kemerdekaan via Zoom, hingga live streaming upacara dari berbagai penjuru negeri.
Teknologi membuat perayaan semakin inklusif. Warga Indonesia di luar negeri tetap bisa ikut merasakan euforia kemerdekaan, bahkan berpartisipasi dalam lomba virtual.
Kreativitas pun semakin kaya mulai dari desain grafis bertema perjuangan, video edukasi sejarah, sampai storytelling heroik dengan gaya kekinian.
Namun, di balik kemudahan ini, ada tantangan yang perlu diwaspadai. Perayaan kadang terasa kurang ‘hangat’ karena tak bertatap muka. Fokus pada estetika media sosial juga bisa menggeser makna kemerdekaan itu sendiri.
Kemerdekaan adalah anugerah yang tak ternilai. Di era digital ini, mari kita rayakan dengan memadukan semangat gotong royong khas bangsa dengan kreativitas teknologi, tanpa kehilangan esensi kebersamaan. Karena merdeka bukan sekadar bebas mengunggah, tapi juga bebas berkarya dan berbuat baik bagi sesama. (Irma)