Bank Sampah Gen-Z, Wujud Kepedulian Pemuda Dalam Pengelolaan Wisata Pantai Carita
ZETIZENS.ID – Pantai Carita merupakan salah satu kawasan wisata yang berada di wilayah Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.
Sebagai salah satu destinasi wisata, pemerintah mendukung dengan baik perkembangan berbagai aspek pariwisata mulai dari memperbaiki aksesibilitas hingga mengembangkan berbagai amenitas.
Kegiatan ekonomi pun menjadi interaksi penting yang memberi dampak menguntungkan bagi pemerintah daerah maupun masyarakat setempat.
Namun, seiring berjalannya waktu dampak negatif pun mengintai. Salah satunya yaitu, menumpuknya sampah di berbagai titik tempat wisata.
Hal tersebut tentu akan merugikan baik bagi pengelola wisata, masyarakat setempat hingga pengunjung yang datang.
Sampah yang menumpuk sebagian besar berjenis non-organik yaitu sampah plastik.
Pengunjung yang membuang sampah sembarangan, pengelola tempat wisata yang tidak memiliki tempat pengelolaan sampah, terbatasnya jumlah TPA (Tempat pengolahan Akhir) di Kabupaten Pandeglang, dan sesekali angin dan gelombang barat yang membawa sampah membuat Pantai Carita menjadi kotor.
Tumpukan sampah ini menjadi permasalahan kompleks yang harus diatasi bersama baik oleh masyarakat setempat, pengelola dan pengunjung wisata, juga pemerintah.
Berlandaskan hal tersebut seorang pemuda yang berasal dari Desa Sukarame Kecamatan Carita membangun Bank Sampah bersama kelima temannya.
Bank sampah merupakan konsep pengelolaan sampah dengan mengumpulkan sampah layaknya layanan perbankan.
Bank sampah yang berdiri pada awal Januari tahun 2024 ini dinamai Bank Sampah Gen-Z.
Bukan tanpa alasan mencantumkan kata Gen-Z karena bank sampah ini dibentuk oleh pemuda generasi z yang memiliki ketertarikan dan kepedulian akan lingkungan.
Adroni yang merupakan direktur dari Bank Sampah Gen-z menjabarkan lebih lanjut dibangunnya bank sampah ini.
“Diawali oleh keresahan saya sebagai warga yang melihat warga sekitar membuang sampah ke Sungai lalu sampah tersebut menumpuk di wilayah hilir (Pantai Carita) dan kebetulan wilayah tersebut tempat wisata, jadi ya sangat merusak lingkungan, lalu saya ingin mengajak warga agar sadar dan paham mengenai lingkungan juga turut andil dalam pelestarian lingkungan, serta ingin meningkatkan ekonomi warga sekitar walaupun nilai rupiahnya tidak seberapa,” tukasnya (13/05/24).
Bank sampah yang masih menjadi hal baru bagi masyarakat setempat, mendapatkan respon yang baik, masyarakat sangat antusias karena dengan adanya bank sampah ini, sampah bukan lagi sampah yang tidak bernilai melainkan sampah yang memiliki nilai ekonomis.
Masyarakat pun senang karena seminggu sekali mereka mengumpulkan sampah plastik yang sudah mereka pilah, lalu petugas bank sampah mencatat hasil dari timbangan yang akan dirupiahkan di buku tabungan masyarakat sebagai nasabah bank sampah.
Sampah-sampah plastik yang telah terkumpul di bank sampah akan dikelola oleh pengurus bank sampah bersama masyarakat sukarelawan untuk membuat produk sampah salah satunya adalah Ecobrick.
Ecobrick yaitu brick yang terbuat dari sampah plastik yang dipotong kecil-kecil menggunakan gunting dan dimasukan kedalam botol plastik bekas air mineral kemasan.
Dari Ecobrick ini terbuatlah produk yang memiliki nilai guna dan nilai jual salah satunya adalah kursi.
Kehadiran bank sampah yang berlokasi di Kampung Sanghiang, RT/RW.017/005, Desa Sukarame, Kecamatan Carita ini akan sangat membantu dalam melestarikan lingkungan pesisir Pantai Carita, dimana warga tidak lagi membuang sampah di sungai yang akhirnya akan menumpuk di sungai maupun pesisir Pantai.
Hal ini pun merupakan wujud kepedulian masyarakat dalam terciptanya lingkungan wisata yang nyaman.
Maka dari itu peran pengunjung dan pengelola wisata serta pemerintah dapat mendukung perkembangan bank sampah ini dan memfasilitasi pengelolaan jenis sampah lainnya agar wisata Pantai Carita tetap lestari.
Harapannya dengan dibangunnya bank sampah Gen-Z ini dapat berkembang lebih luas lagi di masyarakat sehingga memiliki nasabah yang tidak hanya berasal dari Desa Sukarame saja melainkan dari seluruh desa di Kecamatan Carita.
Selain itu kerja sama dengan pemerintah setempat juga dibutuhkan untuk mengembangkan bank sampah di desa lain di Kecamatan Carita.
Hal ini pun menjadi alternatif sebagai upaya pemberdayaan pemuda dan masyarakat. Selain itu, pihak lain seperti NGO (Non-governmental Organization) yang ingin bekerja sama pun sangat dibutuhkan demi mengembangkan bank sampah lebih baik lagi. (Tresna)