Dawam Faizul Amal, Gen Z Penulis Buku Bismillah Hamasah

ZETIZENS.ID – Ramadan lalu, Dawam Faizul Amal hadir di acara Dompet Dhuafa Banten dan Aku Temanmu di acara Ngabuburead Sehat Mental 2025. Siapa Gen Z mempesona satu ini?
Laman Wahyu Qolbu mengulas, Dawam Faizul Amal, ini Gen Z asal Karawang yang sejak kecil dikenal sebagai anak yang sangat tekun dalam belajar.
Berkat kegigihannya, ia selalu menjadi juara satu di setiap semester selama bersekolah di salah satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Karawang.
Dawam sangat bersyukur karena selalu ditekankan akan pentingnya belajar oleh kedua orangtuanya sejak ia masih kecil. Kini, Dawam paham betul kenapa kedua orangtuanya selalu mendorong Dawam untuk terus rajin belajar.
Setelah lulus dari MI pada tahun 2012, kelahiran 24 Oktober 2000 ini melanjutkan studinya ke salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pandeglang, Banten.
Kondisinya yang jauh dari orangtua di usianya yang relatif masih muda membuat Dawam terus menangis setiap hari. Namun Dawam sadar bahwa ia tidak boleh terus-menerus tenggelam dalam kesedihan.
Ia harus fokus belajar untuk bisa menjadi orang sukses yang bisa membahagiakan kedua orangtua dan keluarganya.
Sejak kecil, Dawam sangat menyukai sains sehingga tiada hari tanpa melakukan eksperimennya sendiri. Bahkan, Dawam rela tidak jajan agar bisa membeli bahan-bahan dan peralatan untuk membuat inovasi pribadinya.
Beberapa inovasi yang Dawam ciptakan di antaranya yaitu perahu tenaga dorong angin, mobil tenaga dorong angin, dan photosynthesis accelerator yang berfungsi untuk mempercepat proses pertumbuhan tanaman.
Ketertarikan terhadap sains itu bukan tanpa sebab, melainkan karena Dawam sangat ingin sekali menjadi ilmuwan dan insinyur yang bisa menciptakan inovasi bermanfaat untuk manusia dan seluruh lingkungan.
Gen Z yang pernah magang di UNDP Indonesia ini punya semangat tinggi untuk mewujudkan impian. Ini membuat Dawam benar-benar serius dalam belajar hingga ia selalu menjadi juara umum di setiap semester di sekolahnya.
Dinding kamarnya bahkan sangat penuh dengan sticky notes yang berisi ringkasan materi pelajaran di sekolahnya. Setiap pagi, Dawam selalu membaca ulang ringkasan-ringkasan yang ia tempel di dinding kamarnya itu sehingga pelajaran sekolah semakin matang di kepalanya.
Dawam juga sangat rajin menulis. Ia selalu merangkum materi pelajaran dari buku paket ke dalam buku binder yang ia beli menggunakan uang jajannya.
Secara buku binder terlalu berat untuk dibawa ke mana-mana, ayahnya menyarankan ia untuk merangkum materi pelajaran di kertas folio saja.
Dengan begitu, Dawam bisa membawanya ke mana saja untuk selalu dibaca ketika waktu luang, seperti ketika sedang menunggu angkot untuk pergi dan pulang sekolah, ketika berada di angkot itu sendiri, dan ketika sedang mengantre untuk mengambil makan siang di sekolah.
Saat bermain pun, Dawam sering kali membawa catatan rangkumannya itu sehingga materi pelajaran sudah berada di luar kepalanya.
Saat SMP, Dawam juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penggalang dan aktif mengikuti berbagai perlombaan dan berhasil menjuarai beberapa perlombaan yang ia ikuti, di antaranya yaitu Juara 1 lomba Tahfiz Quran tingkat kecamatan, Juara 1 lomba cerdas tangkas tingkat kecamatan, Juara 2 lomba kaligrafi tingkat kecamatan, Juara 3 kuis Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi tingkat kecamatan, Juara 2 lomba baris-berbaris tingkat kecamatan, dan berbagai prestasi-prestasi lainnya.
Atas prestasi-prestasinya itu, Dawam berhasil dimuat di koran untuk yang pertama kalinya. Dawam kemudian mengakhiri dengan baik masa SMP-nya dengan meraih nilai Ujian Nasional tertinggi di sekolahnya dan menjadi salah satu perwakilan teman-temannya untuk menyampaikan pidato perpisahan menggunakan Bahasa Mandarin.
Dan saat ini menulis buku berjudul Bismillah Hamasah. Duh penasaran ya sama bukunya berisi tentang apa? (Zee)