Karya

Pengaruh Teknologi Dompet Digital terhadap Perilaku Konsumtif Generasi Muda

ZETIZENS.ID – Perkembangan teknologi finansial dalam beberapa tahun terakhir membuat dompet digital menjadi bagian dari kehidupan sehari hari generasi muda. Mulai dari membeli makanan, membayar transportasi online, top up game, sampai urusan belanja bulanan semuanya bisa dilakukan hanya melalui satu aplikasi di ponsel.

Kemudahan ini bikin proses transaksi terasa sangat mudah dan cepat tanpa membawa uang dan tidak menunggu kembalian, generasi muda jadi merasa lebih fleksibel bahkan beberapa aplikasi menawarkan fitur pencatatan pengeluaraan sehingga kita bisa melihat pengeluaraan hariannya dengan jelas.

Namun kemudahan yang diberikan dompet digital juga membawa perubahaan besar dalam pola konsumsi, banyak anak muda yang akhirnya menjadi lebih boros karna transaksi yang tidak terasa, cukup klik satu tombol pembelian langsung berhasil, hal hal kecil seperti membeli minuman, makanan atau barang barang lucu yang sering muncul di media sosial sering kali terbeli tanpa pikir panjang.

Belum lagi kalau ada cashback, promo atau gratis ongkir yang ditawarkan oleh tokonya. Strategi ini membuat pengguna merasa rugi kalau tidak memanfaatkan promo, padahal sering kali barang yang dibeli sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.

Kemudahan transaksi melalui dompet digital membuat generasi muda sering tidak sadar mengeluarkan uang berkali kali seperti yang dijelaskan Philip Kotler.

“Konsumen cenderung melakukan pembelian spontan Ketika kondisi lingkungan mendukung seperti adanya diskon, atau kemudahan transaksi”.

Hal inilah yang membuat promo dan cashback di aplikasi menjadi pemicu utama perilaku konsumtif.

Selain itu, dampak negatifnya tetap muncul dalam gaya hidup konsumtif, fenomena ini terlihat jelas dalam beberapa kasus yang sedang ramai misalnya banyaknnya mahasiswa yang akhirnya terjebak hutang PayLater karena terlalu sering belanja di momen flashsale.

Ada juga kasus penipuan digital beberapa korban menerima berisi link promo palsu atau pemberian hadiah setelah mereka memberikan kode OTP, akun dompet digitalnya diambil alih dan saldonya hilang dalam hitungan menit.

Berdasarkan data layanan CekRekening.id Kemenkominfo (sekarang Komdigi) periode 2017-2024, telah diterima sekitar 572 ribu laporan dari masyarakat terkait tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (ITE). Di mana 528.415 ribu di antaranya, merupakan penipuan transaksi online.

Untuk menangani penipuan melalui dompet digital, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengamankan akun, seperti mengganti PIN, kata sandi, serta mengaktifkan verifikasi dua langkah agar pelaku tidak dapat mengakses akun kembali.

Selanjutnya, korban harus mengumpulkan bukti, meliputi tangkapan layar percakapan, riwayat transaksi, bukti transfer, dan identitas rekening atau nomor telepon pelaku.

Langkah berikutnya adalah melaporkan kasus tersebut kepada layanan pelanggan dompet digital. Setiap platform umumnya menyediakan fitur pelaporan penipuan dan dapat membantu memblokir akun penerima atau menelusuri transaksi yang mencurigakan.

Korban juga dianjurkan untuk melapor ke kanal resmi pemerintah, seperti Kominfo, BSSN, atau lapor.polri.go.id, agar kasus dapat diproses secara hukum.

Sebagai pencegahan, pengguna perlu meningkatkan keamanan data pribadi dengan tidak membagikan kode OTP, menjaga kerahasiaan informasi akun, serta selalu waspada terhadap modus penipuan digital yang terus berkembang.

Kemajuan teknologi, khususnya hadirnya dompet digital, telah memberikan kemudahan besar bagi generasi muda dalam melakukan berbagai transaksi. Namun, kemudahan tersebut sekaligus mendorong munculnya pola konsumtif yang semakin kuat.

Fitur pembayaran instan, promo, cashback, hingga akses belanja yang praktis membuat generasi muda lebih sering melakukan pembelian tanpa pertimbangan matang.

Meskipun demikian, teknologi tidak sepenuhnya membawa dampak negatif. Jika digunakan dengan bijak, dompet digital dapat membantu generasi muda mengatur keuangan, mencatat pengeluaran, dan melakukan transaksi dengan lebih efisien.

Dengan kata lain, pengaruh teknologi terhadap perilaku konsumtif sangat bergantung pada bagaimana pengguna mengelola perilaku dan kesadarannya dalam berbelanja.

Secara keseluruhan, teknologi finansial memberi peluang sekaligus tantangan. Generasi muda perlu meningkatkan literasi digital dan literasi finansial agar dapat memanfaatkan teknologi secara optimal tanpa terjebak dalam perilaku konsumtif yang berlebihan. (*)

Sumber: https://www.fraud.com/post/digital-wallet-fraud
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7935248/marak-penipuan-berkedok-saldo- e-wallet-via-link-begini-cara-antisipasinya/amp

Ditulis oleh Nurul Hasan Zafira Mahasiswi Komunikasi Penyiaran islam Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Tulisan Terkait

Back to top button
zetizens.id