Karya

UKT (Uang Kuliah Teraniaya?) Pada Kampus Unsoed

ZETIZENS.ID – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) adalah kampus negeri yang sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial, karena biaya yang melambung tinggi.

Uang Kuliah Tunggal (UKT) tahun 2024 ini mengalami kenaikan yang meroket, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Bahkan ada kenaikan yang bisa mencapai 50 persen sehingga menjadikan banyak keluhan dan kritikan dari para Mahasiswa Unsoed.

Pada Senin, 29 April 2024, ratusan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto melakukan unjuk rasa penolakan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di gedung rektorat di Jawa Tengah.

Dengan adanya kenaikan UKT ini yang pasti membuat para mahasiswa kaget sebab kenaikan UKT yang sangat tidak wajar, karena kenaikan UKT bisa mencapai 50 persen yang di mana pengumuman kenaikan UKT itu sangat memberatkan finansial para mahasiswa terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga yang tidak mampu.

Salah satu camaba atau calon mahasiswa baru Unsoed menyampaikan pendapat terkait kebijakan salah satunya yang dimana ia protes bahwa kampus Unsoed tidak sesuai dengan janjinya, karena Unsoed adalah kampus negeri dengan UKT terjangkau sehingga gaji orang tuanya tidak sesuai dengan UKT saat ini.

Maka dari itu, saat ini para mahasiswa memohon untuk diturunkan UKT yang melambung tinggi agar mahasiswa (camaba) dan mahasiswa akhir Unsoed juga tidak keberatan untuk membayarnya.

Kenaikan UKT yang terjadi membuat mahasiswa Unsoed bertanya-tanya apakah dengan kenaikan UKT tersebut akan sebanding dengan fasilitas-fasilitas yang tersedia? Mahasiswa akan merasa tidak dirugikan jika kenaikan UKT sebanding dengan apa yang mereka dapatkan?

Jika dana hasil dari kenaikan UKT ini terkumpul, sebaiknya pihak kampus dapat membuktikan dan meningkatkan mutu pelayanan dan infrastruktur di kampus ini?

Dalam meningkatnya UKT pada kampus Unsoed, mahasiswa Unsoed juga perlu mengetahui secara rinci dan detail mengenai alokasi dana dan dampaknya terhadap kualitas kampus ini untuk ke depannya, karena jika fasilitas tidak sesuai dengan pembayaran UKT yang mahal maka hal itu sangat tidak wajar dan masuk akal bagi pemikiran kita sebagai mahasiswa.

Jadi untuk apa ketika kita bayar UKT mahal-mahal, tetapi tidak sesuai dengan fasilitas dan infrastruktur yang ada.

Kenaikan UKT yang mendadak ini sangat tidak baik, karena dengan kenaikan ini yang sebelumnya mahasiswa percaya walaupun dari kalangan bawah akan tetap bisa kuliah di kampus negeri ini dan mendapat UKT yang seimbang dengan penghasilan orang tua mereka.

Justru dengan adanya kasus ini mereka malah hilang kepercayaannya pada kebijakan kampus yang sudah diterapkan dan mereka juga kehilangan kepercayaan diri dan merasa tidak yakin dengan diri sendiri walaupun dari kalangan bawah mereka akan tetap untuk bisa kuliah.

Dengan adanya kasus itu juga justru mereka jadi berpikir atau overthinking untuk melanjutkan kuliah di kampus negeri ini atau keluar (drop out) dari Unsoed, karena kenaikan yang sangat signifikan ini memberatkan bagi mahasiswa terutama bagi mahasiswa yang kurang mampu.

Beberapa dari mahasiswa merasa tidak dilibatkan atau tidak diikutsertakan dalam proses musyawarah pengambilan keputusan terkait kenaikan UKT.

Hal ini menjadikan para mahasiswa merasa kurang percaya terhadap kebijakan kampus yang ada.

Diharapkan untuk ke depannya pihak kampus dapat menjalin komunikasi yang baik dengan mahasiswa dalam menentukan kebijakan terkait biaya pendidikan, karena informasi yang diberikan oleh kampus sangat berharga bagi mahasiswa terutama mengenai pembayaran UKT, yang dimana pembayaran UKT ini sangat wajib untuk kita menunjang fasilitas-fasilitas yang ada pada kampus.

Maka dari itu, jika UKT dinaikkan tanpa sepengetahuan atau tanpa melibatkan mahasiswa, justru mahasiswa akan merasa kurang percaya terhadap kebijakan kampus. (*)

Ditulis oleh Putri Reno Desiana Sari, mahasiswi Unsera.

Tulisan Terkait

Back to top button