Edu
JEC Beri Layanan Operasi Kelopak Mata Gratis di Program Bakti Sosial 2024
JEC berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait masalah kesehatan mata, spesifik pada kelopak mata
ZETIZENS.ID – Masalah mata bukan cuma terletak di bagian bola mata dan fungsi penglihatan di dalamnya, namun juga pada penyokong di luar mata, misalnya kelopak mata yang perlu diperhatikan kesehatannya.
Pasalnya tercatat ada lebih dari 200 pasien kelopak mata yang pernah ditangani JEC selama 3 tahun terakhir, namun belum banyak yang menyadari adanya kebutuhan operasi ini.
JEC berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait masalah kesehatan mata, spesifik pada kelopak mata. Untuk itu, salah satu langkah yang dilakukan pihak JEC ialah menyelenggarakan Bakti Sosial Operasi Kelopak Mata yang digelar pertama kali di Indonesia.
“Program Bakti Sosial Operasi Kelopak Mata ini bukan untuk kebutuhan estetik tapi tindakan rekonstruksi kelopak mata yang tadinya mengganggu fungsi penglihatan dan permukaan mata, diperbaiki demi kualitas hidup yang lebih meningkat,” ujar dr. Referano Agustiawan selaku Direktur Utama RS Mata JEC @ Menteng pada acara konferensi pers, Sabtu (11/5/2024).
Dokter yang akrab disapa dr. Nano itu mengatakan, pihak JEC siap memberi tindakan operasi kelopak mata secara gratis bagi 30 kelopak mata.
“Kami menargetkan 30 tindakan kelopak mata pasien diberikan secara gratis. Jumlah itu belum tercapai sampai Juni 2024 dan kami masih menampung jika ada pasien yang membutuhkan,” jelas dr. Nano lagi.
Ia membeberkan, tujuan Bakti Sosial ini antara lain untuk membantu sekaligus meningkatkan awareness soal kelainan kelopak mata dan bahwa masalah di luar mata itu bisa dikoreksi oleh dokter ahli bedah mata.
Yang perlu digarisbawahi, adanya kasus kelainan kelopak mata ternyata bisa berakibat gawat, diantaranya adalah kebutaan! Efek yang lebih “ringan” antara lain seperti mata merah, berair, dan pandangan buram pun juga mesti di atasi. Apalagi kasus kelainan kelopak mata, yakni epiblepharon, ternyata dialami 90,7 persen ras Asia (termasuk Indonesia). Tindakan okuloplastik dan rekonstruksi kelopak mata menjadi solusinya.
“Masalah mata itu bukan cuma katarak, belum banyak yang tahu masalah kelopak mata dan keluhan yang dialaminya, adanya Bakti Sosial ini akan memberi informasi baru soal kelainan mata. Umumnya untuk rekonstruksi namun setiap pasien baksos diperhatikan estetikanya, jadi sekalian diberi tindakan terbaij supaya fungsinya dan bentuknya normal lagi,” katanya.
Ditambahkan Dr. Tri Rejeki Herdiana, SpM selaku Subspesialis dan Ketua Layanan Orbita, Okuloplastik dan Rekonstruksi, JEC Eye Hospitals and Clinics, bahwa kelainan kelopak mata tentunya mengganggu aktivitas keseharian. Bahkan, lebih dari itu, apabila tidak segera dilakukan tindakan bedah okuloplastik dan rekonstruksi mata, kelainan kelopak mata bisa malah membawa risiko kebutaan.
“Sebagian besar masyarakat tidak tahu bahwa kelainan tersebut bisa dikoreksi. Penyandangnya sendiri sangat mungkin juga tidak tahu di mana bisa melakukan koreksi kelainan kelopak mata. Akhirnya, mereka pun pasrah saja meski merasakan ketidaknyamanan. Bukan hanya berpengaruh pada kualitas pandangan, mengabaikan kelainan kelopak mata sama saja membiarkan potensi terjadinya perundungan yang rawan diterima penyandangnya, terutama di kalangan anak-anak dan remaja,” paparnya.
Sementara, dari sisi penanganan, tindakan terhadap kelainan kelopak mata harus pula dilakukan dengan metode yang tepat, dan ditangani ahli yang tepercaya sesuai kompetensinya.
“Dokter spesialis mata dengan subspesialisasi bedah tumor, okuloplastik dan rekonstruksi mata memiliki pemahaman tentang anatomi mata secara detail, termasuk bagian kelopak mata, saluran air mata, dan area orbita. Pemahaman ini sangat krusial mengingat mata merupakan organ yang sangat vital.
“Dengan landasan keilmuan yang kuat sekaligus keahlian mumpuni, dokter subspesialis okuloplastik dan rekonstruksi mata mampu mengantisipasi dan mengatasi potensi isu saat menangani kasus kelainan bola dan kelopak mata, serta tetap memastikan hasil tindakan tetap optimal secara estetis dan fungsi,” Dr. Yunia Irawati lagi.
“Penting lho memperbaiki fungsi kelopak mata ke kondisi normal, karena bentuk kelainan di penyokong mata ini juga akan mengganggu fungsi utama mata. Makanya dalam proses operasinya (di program ini) kelopak mata tidak hanya dikoreksi tapi juga diperbaiki secara estetik,” tambah dr. Nano lagi.
Disebutkannya juga, program dan layanan Bakti Sosial Operasi Kelopak Mata ini bukan hanya sebagai edukasi masyarakat namun juga kegiatan ini sebagai ajang bagi para dokter mata baru untuk menjadi ruang observasi selama masa pengabdian masyarakat mereka. (*)