Edu

KKM 55 Untirta Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa

ZETIZENS.ID – Sebanyak lebih dari 30 warga yang terdiri dari petani dan ibu-ibu PKK menghadiri sosialisasi pemanfaatan limbah sabut kelapa menjadi media tanam ramah lingkungan berupa cocopeat.

Kegiatan yang berlangsung di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Desa Kertamukti, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa KKM 55 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Ade Affandi selaku Kepala PKBM dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan positif yang dilakukan mahasiswa Untirta tersebut.

“Program ini merupakan program yang sangat bagus, selain dapat mengurangi limbah sabut kelapa juga dapat memanfaatkan sabut kelapa tersebut sebagai media tanam,” ungkapnya.

Diketahui, sebagian besar warga Kertamukti berprofesi sebagai petani. Sayangnya, limbah hasil panen berupa sabut kelapa belum dimanfaatkan secara optimal dan cenderung terbuang percuma.

Oleh karena itu, mahasiswa Untirta berinisiatif melakukan sosialisasi teknik mendaur ulang sabut kelapa menjadi media tanam cocopeat yang memiliki prospek ekonomi cerah di masa depan.

Pembawa materi sekaligus mahasiswa Untirta, Rendi Refiandi menjelaskan bahwa cocopeat adalah media tanam berbahan dasar serat sabut kelapa.

“Cocopeat sangat bermanfaat untuk pertanian karena mampu menyimpan air dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Penggunaan cocopeat juga ramah lingkungan karena mendaur ulang limbah sabut kelapa,” jelasnya.

Pada sesi demonstrasi, Rendi memperlihatkan alat sederhana skala rumah tangga yaitu blender dan parutan kelapa yang dapat digunakan untuk membuat cocopeat.

Teknik pembuatannya cukup sederhana yaitu memotong sabut kalapa menjadi kecil-kecil kemudian diparut atau bisa dimasukkan ke dalam blender hingga halus.

Antusiasme peserta cukup tinggi terlihat dari sesi tanya jawab dan diskusi yang berlangsung interaktif.

Syahroni salah satu peserta sekaligus petani asal Kampung Sukasari Desa Kertamukti memberikan tanggapannya berupa pertanyaan mengenai ciri-ciri sabut kelapa yang masih mengandung zat tanin.

“Sabut kelapa yang masih mengandung zat tanin dicirikan dengan serabut yang masi berwarna merah bata,” jawab pemateri.

Secara keseluruhan, sosialisasi pemanfaatan sabut kelapa menjadi media tanam ramah lingkungan berupa cocopeat ini mendapatkan respon yang sangat baik dan antusiasme peserta cukup tinggi.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan dan diskusi konstruktif selama sesi tanya jawab berlangsung.

Rasa ingin tahu yang tinggi ini mengindikasikan program sosialisasi berhasil meningkatkan kesadaran dan minat petani untuk memanfaatkan limbah sabut kelapa yang selama ini hanya terbuang percuma.

Dengan keberhasilan sosialisasi ini, diharapkan petani dan kelompok tani di Desa Kertamukti dapat segera menerapkan teknik pengolahan sabut kelapa menjadi cocopeat.

Selain untuk memenuhi kebutuhan media tanam sendiri, petani juga berpeluang mengembangkan menjadi unit usaha baru yang menjanjikan. Pasalnya, permintaan cocopeat di pasaran cukup tinggi seiring tren pertanian organik ramah lingkungan saat ini. (*)

Tulisan Terkait

Back to top button