Neko And Flies’, ‘Sweet Squad’ dan ‘Bilbo’ Memenangkan Hadiah Utama di Juree Awards Asia 2023
ZETIZENS.ID – Juree Awards Asia 2023 mengumumkan hadiah utama untuk festival filmnya secara perdana dalam upacara virtual di TikTok LIVE dan Viddsee.com.
Gold Prize Winner diberikan kepada ‘Neko and Flies’ yang disutradarai pembuat film Taiwan Shih-Han Tsao dan Silver Prize Winner diberikan kepada ‘Sweet Squad’ oleh Haris Supiandi dari Indonesia. ‘Bilbo’ oleh Rizza Joy Santiago dari Filipina membawa pulang Grand Prize Award untuk Vertical Storytelling.
Gold Prize Winner ‘Neko and Flies’, menceritakan kisah seorang pelacur dengan keterbatasan intelektual yang tinggal di kapal bobrok yang dilindungi oleh nelayan Chuang yang baik hati.
“Narasi yang kuat dalam film pendek ini memadukan tantangan yang dihadapi oleh seorang penjaga pelabuhan, nelayan asing, dan seorang pekerja seks perempuan, menciptakan sebuah cerita yang menyentuh namun hangat. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Viddsee karena telah menampilkan karya saya di panggung global, sehingga dapat diterima secara internasional,” ungkap Shih-Han Tsao.
Silver Prize Award diberikan kepada ‘Sweet Squad’ yang menggambarkan perjalanan seorang remaja, kurir gula yang mempertaruhkan nyawanya di perbatasan Indonesia dan Malaysia untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup.
Bagian dari panel juri internasional adalah Tim Redford, Direktur Festival Film Pendek Curtocircuito dan Direktur Eksekutif Festival Film Pendek Clermont-Ferrand yang mengatakan melihat banyak film berkualitas di Juree 2023, ia terpesona dengan kualitas keseluruhan film tahun ini di Viddsee Juree Awards Asia 2023.
Kualitas proyeknya tidak dapat disangkal, kisah-kisahnya kuat, menginspirasi, dan dieksekusi dengan baik. Film-film dari Open Category tentunya menyoroti besarnya kreativitas daerah tersebut.
Oleh karena itu, merupakan suatu kehormatan untuk mengambil bagian dalam panel juri tahun ini untuk membantu mendukung pembuat film berbakat di perjalanan masa depan mereka.
Di Vertical Storytelling Category dipilih ‘Bilbo’ arahan Rizza Joy Santiago dari Filipina sebagai Grand Prize Winner. Bertempat di dunia pasca-apokaliptik, filmnya mengikuti Carlo dalam usahanya mencari kebahagiaan sebagai manusia terakhir yang hidup.
Untungnya, sebelum umat manusia punah, robot terapi bernama Bilbo telah diciptakan, yang menemani Carlo dalam misinya.
“Film ini tertanam di hati saya sebagai kisah sederhana yang menggemakan apa artinya mengejar kebahagiaan. Ini adalah sesuatu yang harus kita lalui secara berbeda, namun sekali lagi kita semua memahami bahwa jalannya tidak akan mudah. Saya berharap film ini dapat memberikan penghiburan dalam perjalanan seseorang, bagi mereka yang berjuang mencari kebahagiaan dan seseorang yang berjuang bersamanya,“ ungkap Rizza Joy Santiago.
Kemitraan dengan TikTok memungkinkan penghargaan ini tidak hanya mengakui tetapi juga mempromosikan seni bercerita vertikal.
Dengan merayakan para kreator yang berupaya dalam format ini, Juree berdedikasi untuk menginspirasi evolusi konten vertikal sebagai gaya bercerita yang dinamis dan berkembang di kalangan kreator digital.
“Edisi kedua kami di Asia terbukti sangat bermanfaat, menarik banyak film yang beragam dan berkualitas tinggi dari seluruh wilayah. Juree didirikan tidak hanya untuk menemukan bakat-bakat baru dan bercita-cita tinggi, namun juga untuk mendorong dan mendukung para pembuat konten dalam perjalanan pembuatan konten mereka. Film-film yang dikirimkan mencerminkan tren di mana para pembuat film masa kini menggunakan cara bercerita untuk membentuk persepsi, membangkitkan emosi, dan menjelaskan isu-isu sosial yang penting,” Kenny Tan, Wakil Presiden, Studios, Viddsee.
Audience Choice Awards untuk kategori Open Storytelling dan Vertical Storytelling dimenangkan oleh sineas Indonesia ‘Kinanthi’ oleh Philipus Maliobowo mengungkap pandangan antargenerasi terhadap sistem pendidikan Indonesia dan ‘A Shuttlecock For Tomorrow’ arahan Ryandira Rahardjo yang berkisah tentang sepasang kekasih saling jatuh cinta. Dari Singapura ada ‘The Note’ oleh Jen Nee Lim terpilih sebagai special mention film atas narasinya yang sempurna dalam menyoroti stigma sosial di balik HIV. (Sobri)