Beasiswa Abah Hamid, Lentera Asa untuk Mutiara Banten
ZETIZENS.ID – Abah Hamid sapaan akrab dari keluarga, rekan, teman, dan mahasiswanya untuk seorang Abdul Hamid.
Abah Hamid adalah seorang pemuda kelahiran Pandeglang, Banten, Jawa Barat. Meskipun terlahir dari keluarga sederhana, beliau memiliki kepedulian terhadap lingkungan sosial, khususnya di bidang pendidikan.
Abah Hamid merupakan alumni S1 Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), S2 di Universitas Diponegoro berkat beasiswa dari Kementerian Pendidikan, dan S3 program Doktor di Doshisha University, Jepang.
Kepeduliannya terhadap pendidikan dibuktikan dengan profesinya sebagai Dosen S1 Ilmu Pemerintahan di FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Selain aktif mengajar sebagai dosen, almarhum Abah Hamid aktif dalam berkarya menulis buku, penelitian, hingga pengabdian kepada masyarakat.
Hal tersebut menjadi motivasi sosok almarhum, bahwa dengan pendidikan yang baik dapat menjadi jalan untuk memajukan sebuah peradaban dan keterbatasan finansial bukan menjadi penghambat untuk menggapai asa.
Sebagai wujud untuk mengenang semangat almarhum dalam menularkan kebaikan di dunia pendidikan, sang keluarga melahirkan program Beasiswa Abah Hamid.
Beasiswa Abah Hamid diinisiasi atas dasar kecintaan Almarhum Abah Hamid terhadap dunia pendidikan dan tanah kelahirannya, yaitu Banten.
Beasiswa Abah Hamid diluncurkan pada April 2023, yaitu bertepatan dengan bulan kelahiran Abah Hamid. Sang istri, Aulia Chloridiany, sekaligus founder Beasiswa Abah Hamid bernazar dan dapat menularkan kebaikan almarhum suaminya melalui beasiswa.
Beasiswa Abah Hamid disambut positif oleh keluarga, rekan, sahabat, dan kerabat baik Abah Hamid melalui dukungan moril maupun materil.
“Saya memiliki nazar apabila anak pertama saya mendapatkan beasiswa di universitas Jepang, saya akan mengalokasikan tabungan sekaligus mewariskan semangat Abah Hamid kepada anak-anak muda di Banten, salah satunya dengan merintis Beasiswa Abah Hamid.
Saya sempat ragu untuk meluncurkan beasiswa ini, awalnya sumber funding hanya dari tabungan alokasi untuk kuliah anak saya, namun berkat dukungan dari seluruh keluarga, rekan, sahabat, dan kerabat dekatnya Abah, Beasiswa Abah Hamid ini terwujud,” jelas Aulia, istri sekaligus founder Beasiswa Abah Hamid.
Para pendaftar Beasiswa Abah Hamid diharuskan memiliki surat tidak mampu dan foto rumah, surat rekomendasi dari Kepala Program Studi, serta memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.00 atau memiliki pengalaman organisasi atau prestasi non-akademik lainnya.
Berdasarkan persyaratan administrasi tersebut, dari 126 pemuda Banten yang mendaftar, telah terseleksi menjadi 30 awardee yang saat ini mewujudkan mimpinya di berbagai Universitas ternama di Indonesia, seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, dan Universitas lainnya.
Para awardee diharapkan untuk dapat berkontribusi membangun Banten bahkan ikut serta membangun Indonesia untuk menjadi lebih baik di masa depan melalui potensi dan bidang keahlian masing-masing.
Lahirnya beasiswa Abah Hamid menjadi lentera asa bagi mahasiswa dari Banten yang memiliki semangat tinggi namun memiliki keterbatasan finansial.
Seperti namanya ‘Abah Hamid’ beasiswa ini bertujuan untuk meneruskan warisan semangat cinta tanah air Abah Hamid melalui pendidikan, dengan cara mendukung finansial pendidikan anak muda Banten yang memiliki potensi unggul.
Dr. Aditya Perdana, Dosen di Universitas Indonesia (UI) dan sekaligus sahabat karib almarhum Abah Hamid, memberikan dukungan penuh atas beasiswa ini.
Dr. Aditya memberikan semangat kepada awardee untuk dapat mengambil hikmah dan menjadikan almarhum Abah Hamid sebagai inspirasi mereka dalam mengejar mimpi dan masa depannya.
Adapun dukungan yang diberikan berupa bantuan pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan bantuan skripsi secara langsung melalui rekening awardee.
Selain dukungan secara finansial, Beasiswa Abah Hamid juga memberikan fasilitas pengembangan diri melalui sesi motivasi atau webinar khusus.
Sesi tersebut bertujuan untuk membangun semangat para awardee agar selalu menjaga komitmennya dalam menempuh pendidikan.
Mutiara Irma Maulida mahasiswi jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai salah satu awardee berharap bahwa Beasiswa Abah Hamid untuk terus berkembang lebih luas dan menyasar ke orang-orang yang tepat.
Sebelumnya, Mutiara beberapa kali mendaftar beasiswa dari berbagai pihak, namun terdapat kendala di tahap wawancara. Kegigihan Mutiara dalam mengejar beasiswa terbayarkan dengan Beasiswa Abah Hamid.
“Saya sangat terbantu berkat Beasiswa Abah Hamid dan bersyukur akhirnya lolos seleksi Beasiswa Abah Hamid. Semoga ke depan Beasiswa Abah Hamid dapat menjangkau target yang lebih luas, bahkan di luar Banten,” ungkap Mutiara.
Harapan tersebut diamini oleh awardee Andri Subandri mahasiswa jurusan Sejarah Peradaban Islam UIN Sunan Gung Djati Bandung.
Selain aktif kegiatan perkuliahan di kampus, Andri juga mendedikasikan dirinya sebagai marbot untuk menjaga dan merawat masjid Ash-Shofa di daerah Ujung Berung, Bandung. Dirinya sangat bangga bisa menjadi bagian keluarga awardee Beasiswa Abah Hamid.
Andri melihat adanya manfaat yang positif dari Beasiswa Abah Hamid khususnya untuk pemuda Banten.
“Alhamdulillah akhirnya saya lolos menjadi salah satu awardee Beasiswa Abah Hamid. Semoga beasiswa ini terus berjalan, karena saya lihat program ini sangat mulia dan penting khususnya terkait pendidikan Indonesia untuk mahasiswa yang berasal dari Banten. Pendidikan sebagai modal utama untuk menciptakan perubahan yang lebih baik untuk sekitar, semoga lebih luas, sehingga kebermanfaatannya juga lebih luas,” harapan Andri.
Beasiswa Abah Hamid batch 1 telah berjalan hampir satu tahun, saat ini pihak penyelenggara sedang mengevaluasi progres Beasiswa Abah Hamid.
Hal tersebut dilakukan untuk perbaikan dan acuan dalam menyelenggarakan program beasiswa selanjutnya.
Rahmatullah selaku Adik Almarhum Abah Hamid, menegaskan bahwa ke depan Beasiswa Abah Hamid diharapkan bisa berlanjut dan bisa berkembang lebih baik.
“Saat ini kami sedang mengevaluasi pola program beasiswa batch 1 yang sedang berjalan. Ke depan butuh upaya-upaya yang lebih baik. Selama ini banyak pelajaran yang diambil, mulai dari antusiasme peserta yang cukup banyak dan adanya latar belakang pendaftar yang beragam,” pungkasnya. (Hilal)