ZETIZENS.ID – Kesehatan pencernaan ternyata tidak hanya bergantung pada apa yang kita makan, tetapi juga pada kondisi emosional dan psikologis, seperti stres.
Banyak orang mengeluhkan gejala seperti sakit perut, mual, atau gangguan pencernaan lainnya ketika sedang stres. Lantas, apa hubungan antara stres dan kesehatan pencernaan?
1. Stres Memicu Produksi Asam Lambung Berlebih
Saat kita mengalami stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang dapat merangsang produksi asam lambung. Pada kondisi normal, asam lambung membantu mencerna makanan, tetapi produksi berlebih bisa menyebabkan iritasi pada lapisan lambung dan gejala-gejala seperti maag atau gastritis.
Jika berkelanjutan, ini bisa memicu kondisi seperti asam lambung naik (GERD) dan luka pada lambung.
2. Stres dan Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)
Beberapa studi menunjukkan bahwa stres dapat memperburuk kondisi sindrom iritasi usus besar (IBS), yang menyebabkan gejala seperti kram perut, diare, dan sembelit.
Ini terjadi karena usus memiliki banyak jaringan saraf yang sangat responsif terhadap emosi. Stres bisa memengaruhi kontraksi otot-otot usus, sehingga menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit atau diare.
3. Stres Mempengaruhi Mikrobioma Usus
Keseimbangan mikrobioma usus (bakteri baik dalam usus) sangat penting untuk kesehatan pencernaan dan daya tahan tubuh. Stres berkepanjangan dapat mengganggu keseimbangan ini, sehingga memicu peradangan atau infeksi di saluran cerna. Akibatnya, proses pencernaan terganggu dan risiko infeksi usus meningkat.
4. Perubahan Nafsu Makan yang Dipicu Stres
Stres dapat memengaruhi nafsu makan seseorang, baik dengan membuatnya lebih lapar atau justru tidak berselera makan. Stres juga cenderung mendorong seseorang mengonsumsi makanan yang kurang sehat, seperti makanan berlemak atau tinggi gula, yang pada akhirnya dapat menyebabkan ketidakseimbangan pencernaan dan masalah metabolik.
5. Stres Mengganggu Proses Penyerapan Nutrisi
Ketika pencernaan terganggu karena stres, tubuh menjadi kurang optimal dalam menyerap nutrisi dari makanan. Akibatnya, tubuh kekurangan nutrisi penting yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik.
Ini bisa berdampak pada energi, sistem imun, dan kesejahteraan tubuh secara keseluruhan. (Sarah)
