10 Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Memperburuk Gejala ADHD

ZETIZENS.ID – Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah kondisi neurodevelopmental yang memengaruhi fokus, pengendalian impuls, dan aktivitas seseorang.
Meskipun ADHD memiliki faktor penyebab utama dari genetika dan perkembangan otak, beberapa kebiasaan sehari-hari juga dapat memperburuk gejalanya.
Kebiasaan ini dapat mengganggu fungsi kognitif, mengurangi konsentrasi, serta meningkatkan hiperaktivitas dan impulsivitas.
Berikut adalah beberapa kebiasaan yang dapat memicu atau memperburuk gejala ADHD.
1. Kurang Tidur dan Pola Tidur Tidak Teratur
Tidur yang cukup sangat penting bagi fungsi otak, terutama bagi individu dengan ADHD. Kurang tidur dapat menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, meningkatkan impulsivitas, serta memperburuk suasana hati.
Tidur yang tidak teratur, seperti begadang atau sering terbangun di malam hari, juga dapat mengganggu keseimbangan neurotransmiter dalam otak yang berperan dalam regulasi perhatian.
2. Konsumsi Makanan Tinggi Gula dan Olahan
Makanan yang tinggi gula dan bahan tambahan seperti pewarna buatan dapat meningkatkan hiperaktivitas dan menurunkan fokus.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan lonjakan energi yang cepat diikuti dengan kelelahan mental, yang dapat memperburuk gejala ADHD.
Makanan olahan yang mengandung banyak pengawet dan lemak trans juga dapat berdampak negatif pada fungsi otak.
3. Paparan Layar Berlebihan
Terlalu banyak waktu di depan layar (TV, ponsel, komputer, atau tablet) dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam mempertahankan fokus.
Konten yang cepat berubah, seperti video pendek atau game yang intens, dapat membuat otak terbiasa dengan stimulasi tinggi dan menyebabkan kesulitan dalam berkonsentrasi pada tugas-tugas yang lebih tenang dan memerlukan perhatian jangka panjang.
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
Olahraga membantu mengatur produksi dopamin dan serotonin, dua neurotransmiter yang berperan dalam fokus dan pengendalian impuls. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan peningkatan energi berlebih yang tidak tersalurkan, memperburuk hiperaktivitas dan kesulitan berkonsentrasi.
5. Pola Hidup Tidak Teratur dan Kurang Struktur
Individu dengan ADHD sering kali mengalami kesulitan dalam mengatur waktu dan mengelola tugas. Gaya hidup yang tidak terstruktur, seperti tidak memiliki jadwal harian yang jelas atau sering menunda pekerjaan, dapat memperparah gejala ADHD. Tanpa rutinitas yang konsisten, otak kesulitan untuk tetap fokus dan produktif.
6. Konsumsi Kafein Berlebihan
Meskipun kafein dalam jumlah kecil dapat membantu meningkatkan fokus, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, gangguan tidur, dan meningkatkan impulsivitas.
Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, atau minuman berenergi dapat memberikan efek stimulan yang sementara, tetapi jika dikonsumsi berlebihan, dapat memperburuk ketidakseimbangan neurotransmiter dalam otak.
7. Multitasking Berlebihan
Sering melakukan banyak tugas sekaligus dapat membebani otak dan membuat individu dengan ADHD semakin sulit berkonsentrasi. Multitasking dapat mengurangi efisiensi dan meningkatkan stres, sehingga membuat seseorang lebih mudah terdistraksi dan sulit menyelesaikan tugas dengan baik.
8. Stres dan Tekanan Berlebih
Stres yang berkepanjangan dapat memperburuk gejala ADHD dengan meningkatkan kecemasan dan membuat sulit untuk mengendalikan impuls. Tanpa strategi manajemen stres yang efektif, individu dengan ADHD mungkin merasa kewalahan dan sulit mengatur diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
9. Tidak Mengonsumsi Nutrisi yang Seimbang
Kekurangan nutrisi penting seperti omega-3, magnesium, dan zinc dapat berdampak pada fungsi otak dan regulasi perhatian. Pola makan yang tidak seimbang, seperti terlalu banyak makanan cepat saji dan kurang konsumsi sayuran serta protein berkualitas, dapat memperburuk gejala ADHD.
10. Kurangnya Interaksi Sosial yang Sehat
Kurangnya komunikasi dan interaksi sosial dapat meningkatkan perasaan isolasi, kecemasan, dan stres, yang dapat memperburuk ADHD. Lingkungan yang kurang mendukung juga bisa membuat seseorang kesulitan dalam mengembangkan keterampilan pengendalian diri dan manajemen waktu. (Sarah)