Revitalisasi Ekonomi Banten Melalui Pengembangan Wilayah Selatan
ZETIZENS.ID – Pada hari Kamis, 5 Desember 2024 telah dilaksanakan Kegiatan Forum Ekonomi Banten tahun 2024 bertajuk “Revitalisasi Ekonomi Banten Melalui Pengembangan Wilayah Selatan” bertempat di Aston Serang Hotel & Convention Center.
Sinergi dan kolaborasi merupakan kunci sukses dan keberhasilan dalam menghadapi berbagai tantangan yang bersumber dari eksternal maupun domestik.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Ameriza M. Moesa pada kesempatan yang sama menyampaikan optimisme Bank Indonesia ke depan bahwa perekonomian domestik dan Banten akan semakin membaik, namun perlu mewaspadai tantangan global dan domestik.
KPw Bank Indonesia Prov Banten memprakirakan pertumbuhan ekonomi Banten pada 2025 akan tetap kuat pada kisaran 4,8-5,6% (YoY) didorong oleh perbaikan konsumsi swasta dan realisasi investasi.
Inflasi akan tetap terkendali dan terjaga dalam rentang 2,5$1% pada 2025 didukung oleh kebijakan moneter Bank Indonesia, kebijakan fiskal dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk terus membangun optimisme sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih sustainable dan inklusif.
Apresiasi disampaikan oleh Pj Gubernur Banten, Bp Al Muktabar kepada KPw Bank Indonesia Prov Banten yang secara konsisten bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan seluruh stakeholders dalam mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi di Banten dan turut berupaya dalam menjaga inflasi tetap rendah dan stabil sesuai sasaran. Pj Gubernur Banten juga menyampaikan bahwa Forum Ekonomil Banten yang diselenggarakan Bank Indonesia merupakan langkah strategis yang sangat diperlukan untuk membahas berbagai isu dan tantangan yang terjadi di daerah, secara khusus isu terkait disparitas ekonomi di Banten Wilayah Selatan dengan Utara.
Diharapkan dengan adanya Forum Ekonomi Banten ini akan melahirkan policy brief yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah dalam menyusun kebijakan daerah termasuk di dalamnya arah dan rencana pembangunan yang berkelanjutan.
Lebih lanjut, Bank Indonesia melihat kondisi eksisting di Banten yakni adanya disparitas ekonomi di wilayah Banten Selatan menjadi suatu peluang yang perlu ditangkap oleh pemangku kepentingan dan stakeholders.
Beberapa sektor potensial yang dapat dikembangkan antara lain: Sektor Pertanian dan Perikanan: Hal ini sejalan dengan keunggulan Banten Selatan yang memiliki ketersediaan lahan pertanian cukup luas dan garis pantai yang cukup panjang. Sektor Pariwisata: Keunggulan Banten Selatan dengan banyaknya destinasi wisata berdaya tarik tinggi seperti Tanjung Lesung, Pantai Sawarna, Desa Adat Baduy, Geopark Bayah, Taman Wisata Ujung Kulon, Desa Wisata Cikolelet, Negeri Diatas Awan Citorek.
Banten memiliki competitive advantage sebagai daerah hub Jawa dan Sumatera dan adanya bandar udara Internasional sehingga potensi kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Banten sangat tinggi.
Namun hal itu tentunya dapat terwujud apabila infrastruktur dan aksesibilitas ke destinasi wisata telah tersedia dengan baik.
Infrastruktur yang memadai juga akan menarik calon investor untuk menanamkan modal sehingga pada akhirnya akan menyerap lebih banyak tenaga kerja di wilayah Selatan.
Pada kesempatan yang sama, dilaksanakan talkshow bertajuk “Revitalisasi Ekonomi Banten Melalui Pengembangan Wilayah Selatan”.
Dalam talkshow tersebut hadir sebagai narasumber dari Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah II Kementrian Perumahan Umum, Kepala Bappeda Provinsi
Banten, Ketua ISEI Banten dan Ketua DPP APINDO Banten yang membahas peluang Banten Selatan sebagai pusat sumber pertumbuhan ekonomi baru di Banten serta strategi untuk mengatasi berbagai
tantangan dan kendala yang dihadapi.
Kesimpulan hasil talkshow yaitu: Pembagunan infrastruktur menjadi elemen strategis yang dirancang guna mendorong sektor unggulan di wilayah selatan yang antara lain: industri, pariwisata, dan pertanian, serta pemerataan layanan pemukiman.
Kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan untuk
memastikan keberlanjutan pembangunan. Seluruh kementerian juga akan bersinergi mengembangkan kawasan ekonomi khusus (KEK) dan menangani tantangan di daerah tertinggal di wilayah selatan.
Untuk mendorong sektor pertanian/perikanan dan pariwisata, Perda Banten telah merumuskan berbagai kebijakan strategis yang mencakup pembangunan kawasan industri baru, peningkatan destinasi wisata berbasis ekowisata di wilayah selatan, modernisasi pertanian menggunakan teknologi, dan penguatan konektivitas logistik. Salah satu fokus utama adalah sektor pariwisata, yang menjadi indikator penting dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Upaya untuk mempersempit ketimpangan Banten Utara dengan Selatan selain percepatan pembangunan infrastruktur di Banten
Selatan yaitu pengembangan tenaga kerja terampil melalui pendidikan dan pelatihan, peningkatan pertanian modern dan industrialisasi hasil pertanian, serta optimalisasi potensi ekowisata dan UMKM.
Untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan investasi di Banten Selatan, diperlukan langkah strategis berupa penyederhanaan perizinan, dukungan kebijakan yang terukur, sinergi lintas sektor, serta perlindungan terhadap kekayaan intelektual.
Dengan kolaborasi yang solid, Banten dapat mencapai target investasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
KPw Bank Indonesia Banten juga meluncurkan Buku Kopi Banten “Seruput Kopi Banten: Rasa Nikmat Aroma Kuat” yang disaksikan langsung oleh Pj Gubernur Banten.
Buku tersebut juga diserahkan kepada tokoh masyarakat di Banten KH Embay, Ketua KDEKS Banten, Ketua ASKI Banten sebagai bentuk kepedulian dan kontribusi Bank Indonesia terhadap komoditas unggulan kopi Banten. (Hilal)