Hari Batik, Kemenparekraf RI Beri Pengetahuan 5 Motif Batik Larangan
ZETIZENS.ID – Pada Rabu (2/10/2024) diperingati sebagai hari batik nasional. Banyak dari warga negara Indonesia beramai-ramai menggunakan batik sebagai sebuah perayaan.
Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, Kemenparekraf Republik Indonesia menggunggah informasi mengenai Batik Larangan di akun instagramnya @kemenparekraf.ri.
Batik larangan adalah beberapa motif batik yang di larang digunakan sembarangan di area Keraton Yogyakarta.
Dalam unggahannya, dijelaskan terdapat motif-motif batik yang dikenal sebagai Awisan Dalem dan hanya bisa digunakan oleh orang tertentu.
Keputusan ini ditetapkan langsung oleh Sultan yang berkuasa, dengan mempertimbangkan makna spiritual dan symbol kekuasaan yang ada pada motif batik tersebut.
Beberapa motif tersebut adalah sebagai berikut :
1. Motif Parang
Motif parang dan variasinya menjadi batik larangan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VII bertahta (1921-1939).
Motif ini melambangkan kekuasaan dan kebesaran). Beberapa aturan terkait ukurannya adalah sebagai berikut :
a. Parang Rusak barong : Lebih dari 10cm hanya bole digunakan oleh raja dan putra mahkota
b. Parang Barong : 10-12 cm dikenakan oleh putra mahkota, permaisuri, Kanjeng Penembahan, dan keluarga dekat raja
c. Parang Gendreh : 8 cm digunakan oleh istri sultan, putra mahkota, dan para pangeran
d. Parang Klithik : 4 cm ke bawah dikenakan oleh cucu-cicit raja dan selir putra mahkota
2. Motif Udan Liris
Menggambarkan hujan gerimis yang membawa kesuburan dan kesejahteraan, motif ini melambangkan ketabahan dan semangat dalam menjalankan tugas. Hanya dapat dikenakan oleh putra dari garwa sampeyan, wayah, buyut, canggah, Pangeran Sentana dan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati.
3. Motif Semen Gedhe Sawat Gurdha
Melambangkan kemakmuran dan kepemimpinan, Motif ini sering dipakai oleh cucu sultan dan para pangeran. Maknanya sangat mendalam, karena merepresentasikan perlindungan dan kesejahteraan yang diberikan kepada rakyatnya.
4. Motif Kawung
Melambangkan kesucian dan manfaat bagi lingkungan sekitar. Bentuk geometris kawung menggambarkan empat arah mata angin dan harapan agar pemakainya menjadi orang yang berguna bagi sekitarnya. Motif ini biasanya dipakai oleh Sentana Dalem, keluarga besar keraton.
5. Motif Cemukiran
Motif Cemukiran berbentuk lidah api yang dalam budaya Jawa dianggap sebagai unsur kehidupan yang mewakili keberanian, wibawa, dan ambisi. Pola sinar yang dimiliki motif ini diibaratkan sebagai sinar matahari yang agung.
Dalamnya makna kepemimpinan dari motif ini membuatnya hanya boleh dikenakan oleh raja dan putra mahkota
Motif-motif tersebut adalah motif batik yang memiliki makna dan hanya diperuntukkan bagi golongan tertentu.
Bagaimana? Apakah kamu sudah tahu atau baru mengetahuinya sekarang? Jadi, jangan salah lagi ya. Selamat hari batik nasional! (Salis)