Highlight

Semangat Berkarya di Rinara Batik Cilegon di Momentum Hari Pelanggan Nasional 2025

ZETIZENS.ID – Suara canting listrik yang beradu dengan kain, aroma malam batik yang khas, serta goresan motif penuh makna menjadi saksi semangat berkarya di Rinara Batik Cilegon.

Di tempat ini, ibu-ibu rumah tangga hingga anak-anak berkebutuhan khusus diberdayakan untuk menciptakan Batik khas kebanggaan Kota Cilegon yang sarat identitas dan cerita.

Momentum Hari Pelanggan Nasional 2025 menjadi pengingat bahwa pelayanan terbaik bukan hanya soal keandalan listrik, tetapi juga tentang menghadirkan ruang inklusif bagi masyarakat untuk tumbuh.

Dalam semangat itu, Senior Manager Perencanaan sekaligus Pembina Srikandi PLN UID Banten, Luky Artanti, mencoba langsung proses membatik bersama komunitas Rinara.

“Membatik bukan hanya keterampilan, tetapi juga sarana melatih kesabaran dan keberanian. Sama halnya dengan kami di PLN, setiap inovasi harus lahir dari semangat melayani pelanggan dan memberi manfaat yang lebih luas,” ungkapnya.

Melalui pendampingan Program TJSL PLN UID Banten, Luky mengajak ibu rumah tangga dan anak-anak berkebutuhan khusus untuk bersama-sama menciptakan batik khas Cilegon. Baginya, membatik bukan sekadar keterampilan, melainkan terapi, wadah ekspresi, sekaligus jalan menuju kemandirian.

“Membatik itu soal ketelatenan, kesabaran, dan cinta. Saya ingin setiap goresan canting menjadi simbol keberanian dan kebersamaan. Di Rinara Batik, kami ingin membuktikan bahwa siapa pun bisa berkarya, termasuk anak-anak istimewa,” ujar Luky dengan penuh semangat

Dengan dukungan peralatan berbasis _electrifying lifestyle_ dari PLN, proses produksi batik di Rinara kini lebih efisien. Jika sebelumnya 100 lembar kain batik memerlukan waktu tiga bulan, kini cukup satu bulan. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membuka peluang pasar yang lebih luas.

General Manager PLN UID Banten, Muhammad Joharifin, menegaskan bahwa keberadaan Rinara Batik menjadi bukti nyata listrik tidak hanya menggerakkan mesin, tetapi juga kehidupan.

“Listrik menghidupkan mesin jahit, canting listrik, hingga kompor induksi. Tapi yang lebih penting, listrik menggerakkan semangat. Melalui tangan-tangan terampil para perajin Rinara, energi itu berubah menjadi karya dan harapan,” ujarnya.

Rinara Batik juga menjadi ruang pembelajaran. Anak-anak berkebutuhan khusus diajarkan teknik membatik sekaligus nilai kemandirian. Beberapa di antara mereka bahkan telah menorehkan prestasi di lomba membatik tingkat provinsi maupun nasional.

Dengan semangat Hari Pelanggan Nasional, PLN UID Banten menegaskan bahwa pelanggan bukan hanya penerima layanan, tetapi juga mitra yang bersama-sama menyalakan harapan dan kemandirian. (Hilal)

Hilal Ahmad

Gen Z Enthusiast yang suka menulis apa pun dan bertualang ke mana pun!

Tulisan Terkait

Back to top button