Sosialisasi “Stop Bullying” oleh Mahasiswa Kukerta Kelompok 16 UIN SMH Banten di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Ciomas
Upaya Mewujudkan Lingkungan Pendidikan yang Aman dan Nyaman

ZETIZENS.ID – Guna menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari tindakan perundungan (bullying), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Kelompok 16 UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten menggelar kegiatan bertajuk “Sosialisasi Stop Bullying” yang dilaksanakan di aula utama Pondok Pesantren Al-Hidayah yang beralamat di Desa Pondok Kahuru, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Banten.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja mahasiswa KUKERTA yang bertujuan memberikan edukasi dan pemahaman kepada siswa-siswi Madrasah Aliyah (MA) mengenai dampak buruk bullying dan cara-cara efektif untuk mencegahnya.
Program ini merupakan wujud nyata dari kepedulian mahasiswa terhadap isu sosial yang seringkali dianggap sepele namun memiliki dampak psikologis dan emosional yang mendalam bagi korban.
Dengan pendekatan edukatif dan persuasif, mahasiswa Kelompok 16 berusaha menyampaikan pesan bahwa bullying bukanlah bentuk kekuatan atau kehebatan, melainkan tindakan negatif yang dapat menghancurkan mental dan masa depan seseorang.
Acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan susunan acara yang telah dipersiapkan secara sistematis.
Pembukaan oleh Asy-Syifa Sujiman membuka jalannya kegiatan, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Silfiyanti dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh Rosipah.
Suasana khidmat dan penuh semangat tercermin dalam antusiasme para peserta yang hadir dari berbagai tingkatan pendidikan di bawah naungan Pondok Pesantren Al-Hidayah.
Rangkaian sambutan disampaikan oleh sejumlah tokoh penting yang turut hadir dalam acara ini.
Ketua kelompok KKN, Muhammad Iswahyudi, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat memberikan dampak positif terhadap perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan pesantren maupun di luar.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Madrasah Aliyah, Mukhlis, S.Pd.I, dan Kepala Madrasah Tsanawiyah, H. Muhdiyin, S.Ag, yang mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN dalam menyelenggarakan kegiatan yang relevan dengan isu-isu aktual di dunia pendidikan.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah, H. Fauzi Amruni, S.Pd.I, secara resmi membuka acara dan menegaskan pentingnya peran pendidikan dalam membentuk karakter dan akhlak peserta didik.
Agenda inti dimulai pukul 08.50 WIB dengan penyampaian materi oleh pemateri utama, Muhamad Syahid.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan sosialisasi ini dikemas dengan bahasa yang ringan namun menyentuh, disertai pemutaran video edukatif, cerita inspiratif, dan sesi tanya jawab interaktif agar peserta benar-benar memahami bahwa bullying harus dihentikan sejak dini.
Salah satu fokus utama yang disampaikan adalah mengenali jenis-jenis bullying, mulai dari fisik, verbal, sosial, hingga cyberbullying, serta bagaimana cara mencegah dan menanganinya.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga mengajak peserta untuk menjadi agen perubahan, yaitu dengan cara berani berkata “tidak” terhadap bullying, menolong korban, dan melaporkan tindakan perundungan kepada pihak yang berwenang seperti guru, ustadz/ustadzah, atau orang tua.
Melalui kegiatan ini, diharapkan tumbuh budaya positif di kalangan masyarakat, yakni budaya saling menghargai, menyayangi sesama, dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua.
Setelah penyampaian materi, sesi tanya jawab berlangsung secara aktif. Beberapa peserta tampak antusias mengajukan pertanyaan yang mencerminkan kepekaan mereka terhadap isu bullying yang terjadi di sekitar mereka.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan cenderamata kepada pemateri dan dokumentasi bersama Kepala Madrasah Aliyah Al-Hidayah sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan diakhiri dengan sesi ramah tamah dan foto bersama seluruh panitia, pemateri, dan peserta yang hadir.
Momen ini menjadi simbol kebersamaan dan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat, aman, dan penuh toleransi.
Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh peserta mampu menjadi agen perubahan yang aktif dalam mencegah dan menangani perilaku bullying di lingkungan masing-masing.
Program ini tidak hanya menjadi bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi juga sebagai wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam menciptakan generasi yang berkarakter, beretika, dan berempati tinggi. (Zee)