Finance

Inflasi Banten Tinggi, Cari Tahu Penyebabnya!

ZETIZENS.ID – Pada Maret 2024, Bank Indonesia Provinsi Banten mencatat inflasi di Provinsi Banten sebesar 0,98% (mtm) atau 3,42% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan Februari 2024 yang mengalami inflasi sebesar 0,52% (mtm) atau 2,81% (yoy) atau tercatat inflasi.

Capaian Inflasi di Banten pada Maret lebih tinggi dibandingkan Nasional sebesar 3,05% (yoy). Inflasi periode Maret lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis 3 tahun terakhir yang tercatat inflasi sebesar 0,40% (mtm). Hal tersebut tentunya terdapat faktor-faktor pendukung inflasi. Berikut faktornya.

Faktor pendukung tingginya inflasi pada bulan Maret 2024 ini terdapat penurunan pasokan khususnya di Pasar Kota Tangerang pada Minggu ke III-IV Maret 2024 akibat penurunan produksi dari peternak di Kabupaten Tangerang.

Selain itu, masih cukup tingginya harga pakan ayam sebagai komponen utama biaya produksi akibat harga jagung yang masih relatif tinggi.

Bulan Ramadan rupanya juga mempengaruhi inflasi dimana tradisi Qunutan di Banten dimana makan bersama hari 15 Ramadan yang memicu peningkatan permintaan untuk daging ayam dan telur.

Berdasarkan pantauan, jumlah pasokan telur ayam ras menurun sebesar 6,49% persen rata-rata jumlah pasokan menurun dari 38,5 ton à 36 ton.

Hal ini diakibatkan terjadinya penurunan pasokan khususnya di Pasar Induk di Kota Tangerang karena berkurangnya jumlah pasokan dari Jakarta karena adanya kenaikan alokasi untuk area Jakarta meningkat selama periode Ramadan.

Masih berlanjutnya periode masa afkir induk ayam petelur di daerah sentra seperti di Blitar, Sukabumi, Lampung, pasokan diperkirakan normal kembali 2 minggu pasca Lebaran.

Pasalnya, adanya peningkatan demand Masyarakat selama periode Ramadhan dan HBKN serta tibanya masa Qunutan di Banten.

Berlanjutnya kenaikan beberapa komoditas seperti daging ayam ras, telur ayam ras dan beras sebagai bahan baku utama sehingga turut mempengaruhi harga jual.

Meningkatnya harga minyak goreng sebagai bahan pendukung nasi dengan lauk, dari Rp17.600 pada awal Maret meningkat Rp18.000 di akhir Maret.

Kemudian, permintaan masyarakat seiring mulai meningkatnya frekuensi buka puasa bersama.

Berlanjutnya kenaikan beberapa komoditas seperti daging ayam ras, telur ayam ras dan beras sebagai bahan baku utama sehingga turut mempengaruhi harga jual.

Meningkatnya harga minyak goreng sebagai bahan pendukung nasi dengan lauk, dari Rp17.600 pada awal Maret meningkat Rp18.000 di akhir Maret. Meningkatnya permintaan masyarakat seiring mulai meningkatnya frekuensi buka puasa bersama.

Berdasarkan pemantauan, jumlah pasokan beras menurun -24,32 persen rata-rata jumlah pasokan menurun 203,5 ton à 154 ton).

Hal ini didorong oleh penurunan produksi akibat mundurnya masa panen akibat gagal panen (akibat banjir) yang terjadi di beberapa sentra di Jawa Tengah, meningkatnya biaya produksi petani (HPP) sehingga meningkatkan harga GKP dan GKG yang berakibat meningkatnya harga beras di level konsumen (diatas HET) khususnya beras premium. (Ismi)

Tulisan Terkait

Back to top button