Traveling

Padatnya Pelabuhan Bakauheni Saat Mudik Lebaran Idul Fitri

ZETIZENS.ID – Hari Raya Lebaran selalu identik dengan mudik ke kampung halaman. Para Perantau berbondong-bondong memadati tempat-tempat transportasi dari mulai terminal, pelabuhan, stasiun, sampai bandara.

Momen yang paling dirindukan ketika sedang merantau yaitu berkumpul dengan keluarga. Bisa berkumpul dengan orang tua adalah suatu hal yang sangat menyenangkan bagi orang perantau.

Sudah dari bulan Mei keluarga saya berencana untuk pulang ke kampung halaman mamah saya yang bertempat di daerah Lampung Timur.

Pada saat itu pemerintah memberi arahan untuk penggunaan kendaraan bermobil dan bermotor itu pelabuhannya dipisah. Untuk kendaraan bermobil baik kendaraan pribadi ataupun truk semuanya masuk melalui pelabuhan merak bakauheni, sedangkan untuk kendaraan bermotor semuanya masuk melalui pelabuhan cilegon.

Kamis, 20 April 2023, tepat dimana kami melakukan perjalanan mudik pulang kampung.

Kami berangkat dari Tangerang pada pukul 3 pagi supaya terhindar dari kemacetan. Selama di perjalanan saya sangat senang sekali karna saya dan keluarga saya mudik ke Lampung 2 tahun sekali, sekitar 2 jam perjalanan kami berhenti sebentar di pinggir jalan untuk membeli tiket online supaya bisa menaiki kapal, setelah membeli tiket kami pun langsung berangkat kembali menuju loket pembayaran.

Mudik tahun ini sangat menguji kesabaran saya dan keluarga. Kami sengaja berangkat jam 3 pagi supaya terhindar dari kemacetan tapi ternyata perkiraan kami salah, karena hari itu sudah termasuk hari cuti bersama libur Lebaran. Alhasil sebelum sampai Pelabuhan Merak, kami sudah mengalami kemacetan yang sangat panjang.

Pelabuhan Merak pada hari itu benar-benar dipadati oleh kendaraan bermobil. Kami mengantri di Dermaga Eksekutif untuk naik kapal dari gelap sampai ke terang yaitu sekitar 6 jam dari pukul 4 sampai pukul 10 kami baru bisa masuk kapal.

Pada pukul 10.00 WIB kami sudah berada di dalam kapal, saya dan keluarga bergegas mencari tempat untuk makan dan beristirahat, tetapi sangat sulit menemukan tempat istirahat yang nyaman dikarenakan kapal tersebut sangat amat padat dipenuhi para pemudik.

Setelah lumayan lama mencari tempat beristirahat yang nyaman kita pun langsung makan dan istirahat tidur. Saya dan keluarga memilih naik kapal cepat dengan nama kapal SMS Sagita Jakarta.

Kami memilih kapal cepat supaya cepat sampai di kampung halaman tetapi ternyata sama saja seperti naik kapal biasa. Pada hari itu kami naik kapal dari pukul 10.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB baru bisa turun kapal, kami yang biasanya naik kapal cepat hanya 2 jam ini sampai 6 jam. Dan itu sudah sangat membuat kami semua lelah.

Setelah sekian lama menunggu akhirnya kapal kami bersandar di Pelabuhan Bakauheni Lampung, kami pun siap-siap untuk turun dari kapal satu persatu dengan perlahan dan hati-hati.

Kemudian kami pun langsung masuk tol (Terbanggi Besar) supaya tidak terhindar dari macet dan alhamdulillah selama perjalanan lewat tol kami tidak mengalami kemacetan sama sekali. Di jalan tol pun lumayan agak sepi sehingga perjalanan kami pun lancar. Lalu kami keluar tol di Tegineneng Timur.

Setelah keluar tol saya dan keluarga masih melanjutkan perjalanan melewati jalanan desa kurang lebih sekitar 4 jam untuk sampai rumah. Kami melanjutkan perjalanan dari sore menjelang malam sampai malam hari. Sebelum sampai rumah kami sempatkan untuk membeli makanan dan buah-buahan untuk di makan bersama orang rumah.

Akhirnya pada pukul 20.00 WIB saya dan keluarga saya sampai rumah dengan selamat dengan tubuh yang sudah lelah, tetapi itu semua terbayar karna bertemu keluarga di kampung halaman.

Perjalanan mengajarkan kita untuk melampaui batas dan mengatasi tantangan dalam setiap langkah perjalanan. Dari perjalanan kita bisa belajar tentang ketahanan diri, keberanian dan kemampuan beradaptasi di lingkungan baru. (*)

Ditulis oleh Ayu Dara Kinanti, mahasiswi KPI 3A UIN SMH Banten.

Hilal Ahmad

Gen Z Enthusiast yang suka menulis apa pun dan bertualang ke mana pun!

Tulisan Terkait

Back to top button