Teh Daun Gambir: Inovasi Minuman Fungsional dengan Segudang Manfaat Kesehatan
ZETIZENS.ID – Saat ini, bisnis teh telah banyak diminati, namun teh yang berbahan dasar daun gambir masih jarang dikembangkan. Padahal, teh daun gambir merupakan salah satu inovasi tren dalam pengembangan pangan fungsional.
Tanaman gambir sendiri adalah tanaman tropis yang umumnya tumbuh di daerah dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1,5-2 meter.
Di Indonesia, beberapa wilayah yang menjadi tempat tumbuhnya tanaman gambir antara lain Sumatra Barat, Riau, Sumatra Utara, Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Aceh.
Penggunaan teh gambir dipilih untuk mengurangi risiko anemia yang diduga disebabkan oleh tingginya kandungan tanin pada teh yang berasal dari daun Camellia sinensis.
Meskipun daun gambir juga mengandung tanin, kadarnya lebih rendah dibandingkan dengan daun teh pada umumnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (2020), kandungan tanin pada daun gambir memang ada, tetapi lebih sedikit daripada daun teh Camellia sinensis.
Proses pengolahan daun gambir menjadi teh celup merupakan inovasi produk yang dapat diterapkan di sektor industri rumahan/IKM.
Pengolahan ini tidak hanya menambah nilai ekonomis daun gambir, tetapi juga memperluas penggunaannya sebagai minuman fungsional yang lebih praktis dikonsumsi.
Menurut BPOM (2011), minuman fungsional adalah minuman olahan yang mengandung satu atau lebih komponen pangan yang secara ilmiah terbukti memiliki fungsi fisiologis tertentu di luar fungsi dasarnya, aman dikonsumsi, dan bermanfaat bagi kesehatan.
Menurut Batubara dan Nindia (2018), minuman fungsional memiliki beberapa fungsi fisiologis, di antaranya adalah meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kondisi fisik, mencegah penuaan, serta mencegah penyakit yang berkaitan dengan pengaruh konsumsi minuman.
Penelitian yang dilakukan oleh Viena dan Niza (2018) terhadap ekstrak etanol daun gambir dari Aceh Tenggara menunjukkan kandungan metabolit sekunder seperti fenolik sebesar 71,80%, flavonoid 32,06%, dan tanin 58,39%.
Senyawa fenolik diketahui memiliki berbagai aktivitas farmakologis seperti antioksidan, antikanker, antidiabetes, dan antibakteri. Flavonoid juga memberikan efek fisiologis seperti antioksidan, melindungi dari penyakit jantung, serta menurunkan kadar lipid peroksidase serum.
Tanin berperan dalam aktivitas biologis karena kemampuannya mengendapkan protein dan mengikat logam. Menurut Malangngi et al. (2012), semakin tinggi kandungan tanin, semakin kuat aktivitas antioksidan, karena tanin merupakan antioksidan alami dalam tumbuhan.
Penelitian oleh Eviza dkk. (2021) menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dalam teh daun gambir mencapai 326,73 – 226,78 ppm.
Sebagai kesimpulan, teh daun gambir menawarkan potensi besar sebagai minuman fungsional yang tidak hanya memberikan manfaat kesehatan, tetapi juga memperluas pemanfaatan tanaman gambir yang melimpah di Indonesia.
Pengembangan produk teh celup daun gambir dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi, terutama bagi industri rumah tangga, sekaligus mempromosikan alternatif minuman sehat yang lebih ramah bagi tubuh dibandingkan teh konvensional.
Inovasi ini tidak hanya mendukung kesehatan konsumen, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian dan pemanfaatan sumber daya lokal yang berkelanjutan.
Dengan semakin banyaknya penelitian mengenai manfaat daun gambir, diharapkan produk teh ini dapat lebih dikenal luas dan menjadi bagian dari tren konsumsi pangan fungsional yang terus berkembang. (Fithro)