Viral

Seba Baduy 2025, Diikuti 1.769 Orang dan Dihibur Wayang Golek

ZETIZENS.ID – Ritual Seba Baduy yang dilakukan setiap tahun oleh Urang Kanekes selalu menarik perhatian untuk disimak. Tahun ini, seremoni yang telah dilakukan sejak turun-temurun ini berlangsung 1-5 Mei 2025.

Tahun ini sebanyak 1.769 Urang Kanekes Baduy mengikuti acara Seba Gede. Laman Metrobanten mengulas, Urang Kanekes Baduy menamakan Seba Baduy Tahun 2025 dengan sebutan Seba Gède (Seba Besar) dengan jumlah Urang Kanekes Baduy sebanyak 1.769 orang terdiri dari Baduy Luar dan Baduy Dalam.

Dari jumlah tersebut, 69 orang di antaranya berasal dari Baduy Dalam. Sementara itu, jumlah Urang Kanekes Baduy yang baru pertama kali melaksanakan Seba Baduy sebanyak 145 orang.

Berbeda

Ada yang berbeda dari Seba Gède yang berlangsung tahun 2025 ini. Seba Gède ditandai dengan perolehan hasil panen Urang Kanekes Baduy yang melimpah serta jumlah peserta Seba lebih banyak dibandingkan Seba Lètik (Seba Kecil) tahun 2024 lalu.

Seba Gède juga ditandai dengan dibawanya perkakas dapur dan sejumlah hasil bumi lainnya tidak terkecuali Laksa yang diserahkan pada saat ritual Murwa Seba kepada Bapa Gède (Gubernur Banten).

“Seba Gède pesertanya banyak ada 1.769 termasuk 69dari Baduy Dalam. Untuk yang baru ikut Seba ada sekitar 145 orang,” kata Jaro Oom saat ditemui di Gedung Negara Provinsi Banten, Sabtu (3/5/2025) oleh tim Metrobanten.

“Ritual sakral yang akan diberikan pada saat Murwa Seba yaitu laksa dari hasil tani kemudian diolah dan dijadikan Laksa yang dibawa dengan jalan kaki dan dititipkan kepada Baduy Dalam dan dibawanya tidak boleh pakai kendaraan harus jalan kaki,” jelasnya.

Jaro Oom bilang, Seba Baduy bukan hanya tentang silaturahmi dan berkunjung saja, maknanya lebih dalam yakni menjelankan amanat dan titipan leluhur yang wajib dijalankan setiap tahun.

“Seba Baduy bukan dalam arti silaturahmi atau saba (Berkunjung;red) saja tetapi kami menjalankan amanat titipan dari leluhur setiap 1 tahun sekali dan itu harus dilaksanakan dan dijalankan,” ungkap Jaro Oom.

Menurut Oom, yang disetorkan atau yang diserahkan pada Bapa Gède bukan dalam artian upeti melainkan hasil bumi yang masuk dalam tradisi dan kebudayaan Urang Kanekes Baduy.

“Yang disetorkan itu adalah hasil bumi atau hasil panen bukan dalam arti ‘upeti’ melainkan tradisi dan kebudayaan untuk menunaikan amanat leluhur sesuai peraturan,” jelasnya.

Seba tahun ini mereka melaksanakan ritual mandi di Pancuran Mas (Tembong/Sempu Serang;red) bagi yang pertama kali mengikuti Seba dan ini tertutup.

Di tempat yang sama, Gubernur Banten, Andra Soni menyampaikan bahwa Seba Baduy bukan sebagai tontonan belaka melainkan sebagai tuntunan.

“Kita jadikan ini bukan sebagai tontonan tetapi sebagai tuntunan,” Kata Gubernur Andra.

“Mereka datang membawa pesan tentang alam, harmoni dengan alam dan mereka membawa pesan tentang bagaimana kita bisa terus menjadi saudara, menjaga persatuan dan kesatuan,” jelasnya.

Ke depan ia akan mempersiapkan acara Seba Baduy lebih meriah lagi. Andra juga mengimbau agar publikasi dilaksanakan secara maksimal agar diketahui oleh masyarakat luas.

Rangkaian

FYi, dalam agenda tahunan Seba Baduy ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten menggelar serangkaian acara, terdiri dari promosi kebudayaan, pameran Warisan Budaya Takbenda (WBTb), diskusi budaya dan tampilan kesenian dari Kabupaten/Kota yang dilaksanakan di Alun-alun Barat Kota Serang.

Kegiatan ini berkolaborasi dengan berbagai pihak dan stakeholders lainnya untuk mensukseskan Seba Baduy yang juga merupakan salah satu Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025.

Ritual inti Seba Baduy dilaksanakan di Gedung Negara Provinsi Banten pada Sabtu 3 Mei 2025 pukul 19.00 WIB.

Ungkapan Rasa Syukur

Ritual ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat Baduy atas hasil panen selama satu tahun, yang dilakukan setelah mereka menjalani ritual Kawalu atau puasa selama tiga bulan.

Untuk melaksanakan ritual ini, warga Baduy berjalan kaki sejauh 50 kilometer dari Desa Kenekes, Kecamatan Leuwidamar menuju Pendopo Bupati Kabupaten Lebak di Rangkasbitung.

Kepala Desa Kenekes, Oom, menyampaikan bahwa pelaksanaan Seba tahun ini mencatatkan jumlah peserta terbanyak sejak pandemi Covid-19.

Rangkaian ritual dimulai Jumat pagi di Desa Kenekes, warga Baduy Dalam mulai berjalan kaki menuju Rangkasbitung. Seluruh rombongan tiba di Alun-alun Rangkasbitung pada pukul 15.00 WIB.

Ritual Seba menjadi salah satu tradisi budaya penting masyarakat Baduy yang tetap lestari hingga kini, meski zaman terus berkembang.

Tahun ini, selain memfasilitasi tempat bagi warga Baduy untuk menginap di Gedung Negara Provinsi Banten, Kota Serang, Pemprov Banten juga menyiapkan hiburan untuk warga Baduy seperti layar tancap dan wayang golek di Alun-Alun Barat, Kota Serang, Sabtu, 3 Mei 2025. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button