Highlight

Jaga Kualitas dan Terus Berinovasi, Rhamala Menebar Rahmat untuk Semua

ZETIZENS.ID – Nama Rhamala kerap terdengar setiap kali Bank Indonesia Provinsi Banten menggelar even fashion show baju etnik batik dan tenun Banten digelar. Desain berkelas hasil rancangan Lia Amalia sang owner kerap dibawakan para model di berbagai ajang bergengsi, bukan hanya tingkat provinsi bahkan sampai negara tetangga.

Saat ditemui di galerinya di Taktakan, Kota Serang, Lia Amalia sang owner sekaligus designer, bercerita banyak. Yuk disimak.

Rahmat Seluruh Alam

Lia menjelaskan, memilih nama Rhamala bukan tanpa sebab tapi ada tujuan khusus.

“Rhamala itu singkatan dari rahmatan lil alamin. Kita punya visi misi menebar rahmat, jadi adanya kita itu menebar trust terutama untuk pembuatan seragam. Terus juga dari kualitas kan banyak banget orang yang gak ngerti tentang kualitas fashion. Insyallah trust kalau di Rhamala karena sesuai dengan apa yang kita delivery,” jelas Lia.

Rhamala Gallery yang berada di Taktakan, Kota Serang saat ini mulai ada saat masa pandemi yakni 2020.

“Pindah kesini dari 2020. Tadinya kita mulai usaha dari 2017 buka di belakang Gedung Radar Banten. Rhamala Tailor juga sama. Saat pindah kesini kan gak ada display, kita open custom. Cikal bakalnya itu di 2017, awalnya reseller. Tahun kedua kita udah berani bikin produk sendiri,” lanjut Lia.

Karena bolak balik Jakarta Bandung Bogor lumayan repot untuk fiksasi desain dan lain-lain, akhirnya Lia memutuskan punya konveksi sendiri yakni Rhamala Tailor.

Kekhasan Banten

Untuk desain, Rhamala sangat fokus menyertakan batik dan tenun Banten. Ini menjadikan Rhamala yang diperhitungkan saat peragaan busana berbasis kain etnik.

“Awalnya kita ngulik di batik dan tenun Baduy, batik Banten, lokal wastra Banten karena memang kita punya kepedulian tehadap kain lokal. Banten yang memang dulunya masa kejayaan Banten dari sisi fashionnya yang lebih menonjol,” jelas Lia lagi.

Ditanya tentang kiblat fashion, Lia menjawab, saat 2017 ketika memulai, ia memang otodidak. Namun pada akhirnya ia melihat keinginan market arahnya kemana.

“Lama-kelaamaan kita seperti dituntut untuk upgrade ilmu terus dan juga lebih kekinian dan akhirnya saya sendiri sebagai owner memutuskan untuk ambil kelas fashion design tahun 2020,” terangnya.

Itu pun disupport oleh Bank Indonesia dan di-challenge agar Rhamala makin keren dan ada gebrakan di bidang tenun dan batik.

“Biar gak gitu-gitu aja. Saya juga butuh inspirasi walaupun saya backgroundnya emang anak tukang jahit. Dari dulu udah bisa jahit, jadi waktu itu mikirnya ngapain saya belajar jahit. Ternyata untuk survive di industri fashion itu gak cukup hanya itu, kita perlu upgrade di semua bidang biar tetep kekinian dan ikut tren pasar,” paparnya.

Inspirasi itu kata Lia didapat dari sekitar Banten terutama dari filosofi-filosofi Banten, motif-motif etnik Banten. Terutama dari bangunan peninggalan bersejarah seperti Keraton Surosowan, Benteng Spelwijck, dan lain-lain. Seven wondernya Banten pun ia kulik untuk jadi inspirasi one of koleksi dari Rhamala.

Rhamala yang langganan fashion show kain khas Banten di acara tahunan Bank Indonesia Provinsi Banten sejajar dengan fashion designer nasional yang menjadi tamu dalam menghadirkan koleksi fashion berbasis etnik.

Biasanya, pada even ini dihadirkan desainer kondang Indonesia untuk menampilkan koleksinya dengan motif khas Banten.

Bagi Lia karena basicnya di fashion dan juga entrepreneur fashionpreneur sekaligus desainer, hal itu malah jadi penyemangat ternyata wastra Banten sudah diterima tidak hanya lokal tapi juga nasional dan internasional.

Lia Amalia, Owner Rhamala di Galeri Rhamala.
Lia Amalia, Owner Rhamala di Galeri Rhamala.

“Dan alhamdulillahnya hal tersebut terbukti, kita satu-satunya desainer yang lolos kolaborasi dengan desainer internasional 2023. Rhamala yang ada etnik Bantennya kolaborasi dengan desainer Malaysia di IN2MF di JCC,” tuturnya.

Lia setuju dengan pernyataan, kalau kita fokus pada sesuatu, orang lain bakal melirik keahlian yang kita miliki.

Kreasi Lain

Rhamala yang terus berkembang dan mengupgrade diri, akhirnya banyak dinotice banyak orang. Karena permintaan pasar yang bertanya tentang pakaian selain motif Banten, akhirnya Rhamala mulai eksplor baju-baju yang daily wear dan jauh lebih diminati karena untuk dipakai sehari-hari atau outfit kerja.

“Target market kita ibu muda usia 25-45 tahun, jadi kita fokusnya yang di dalam rumah atau luar rumah,” jelas Lia.

Lia juga menjelaskan, Rhamala sudah punya printing sendiri. Ini semakin memudahkan dalam berkreasi dan berinovasi.

“Awalnya kita bikin hijab printing, memasukkan motif etnik Banten di hijab dan sekarang kita masuk ke baju dan mukena. Khusus di 17 Agustusan ada desain hijab merah putih namanya Merdeka series,” jelasnya lagi.

Rhamala semakin meusantara. Selain dihadirkan mukena motif Banten dengan aksen-aksen batik, Rhamala pun kata Lia sudah semi nusantara karena memang sekarang peminatnya bukan hanya dari Banten.

Saat Ramadan, Rhamala sudah menyiapkan sarimbit series. Ada berbagai macam dan ada mukena plus. Dan juga banyak permintaan hampers.

“Mukenanya kita bikin hampers, hijabnya juga kita buat hampers jadi gak ribet. Kita kasih packaging pita, kartu ucapan, dan ada stiker,” pungkasnya.

Pada 2025 ini Rhamala mensupport kegiatan pemilihan Zetizens Face 2025. Koleksi-koleksi keren Rhamala menjadi hadiah menakjubkan untuk para pemenang. Sukses terus Rhamala. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button