Jurusan AI di Binus University Menyiapkan Mahasiswa Bekerja Kreatif dengan AI Terapan
Binus University telah serius menjalan pengembangan program AI di program studinya.

ZETIZENS.ID – Pekerjaan di masa depan akan sangat bersentuhan erat dengan penggunaan Artificial Intelligence (AI). Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) pada beberapa tahun terakhir juga telah banyak mendukung proses kerja serta mengubah lanskap dunia kerja, termasuk dalam industri kreatif.
Menjawab tantangan ini, Rektor Binus University Dr. Nelly, S.Kom., M.M., mengatakan kampusnya sudah lebih dulu menyiapkan mahasiswa untuk siap menghadapi masa kini dan yang akan depan. Sebagai kampus pelopor AI, Binus University telah serius menjalan pengembangan program AI di program studinya.
“Binus University memiliki jurusan AI sejak 2023, kami berkomitmen kuat untuk terus berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar Dr. Nelly saat ditemui di Kamous Binus Anggrek, Jakarta Barat pada Jumat (2/5/2025) siang.
Demi mencetak generasi muda yang siap memimpin di era teknologi, Binus tak hanya memiliki program studi AI. Namun secara aktif membekali mahasiswanya untuk memiliki pemahaman dasar penggunaan AI.
“Semua jurusan saat ini mendapat fundamental AI, untuk bisa dimanfaatkan dalam proses berkarya mahasiswa. Sebagai pelopor program AI di dunia pendidikan Indonesia, kami percaya bahwa teknologi harus menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kami terus mendorong mahasiswa untuk berkarya, berinovasi, dan menjawab persoalan bangsa dengan solusi berbasis AI,” ungkapnya lagi.
Prof. Dr Sani Muhammad dalam talkshow di rangkaian stadium General Binus University di hari yang sama menyampaikan, teknologi AI semakin bisa diterapkan dimanapun, pada cabang pekerjaan apapun termasuk kerja kreatif.
Menurutnya penerapan AI seperti AI generatif (ChatGPT dan DALL-E) telah memungkinkan proses membuat konten baru di bidang seni, musik, desain, dan film, di mana hal ini membuka peluang kerja kreatif yang inovatif dan akan menjadi pekerjaan di masa depan.
“Beberapa prospek kerja kreatif yang didukung AI bisa mencakup jangkauan luas, pekerjaan di teknik sipil misalnya sudah bisa dibantu AI dalam pekerjaannya. AI sudah semakin canggih, pun kebutuhannya juga tinggi. Namun AI di bidang kreativitas masih jarang, meski saat ini kita sudah bisa membuat gambar animasi/karikatur dari AI namun emosi dalam karya masih butuh perasaan manusia,” ujarnya.
Meski begitu, ia yakin setelah lulus (angaktan jurusan AI di Binus University) akan ada banyak pekerjaan yang terlibat dengan penggunaan AI tersebut.
Soal pekerjaan kreatif menggunakan AI terapan ini rupanya sudah dirasakan betul manfaatnya oleh Reynaldi Francois. Sebagai konten kreator AI dan juga founder Aico (AI Community) selama menjalankan pekerjaannya ia kerap dibantu aplikasi dengan kecerdasan buatan yang banyak beredar di app store.
“Kita temui sekarag, AI bisa membantu pekerja kreatif diantaranya sebagai marketing, atau juga untuk reporting. Itu baru dua aja. Buat yang sudah lebih advance, penggunaan AI bukan cuma untuk menggantikan Google tapi bisa buat membantu pekerjaan kita. Misalnya gemini 4.5 terbaru, IQ aplikasi ini sudah lebih tinggi dari IQ manusia kebayakan, kemampuannya menganalisa bikin sering membuat kita bilang oh my god. makanya ketika berkarya dibantu AI, kita sudah punya tools banyak, kita yang tinggal bertindak sebagai sutradaranya, atau AI bagi saya juga bisa menjadi partner brainstorm sebelum karya itu dibuat,” terangnya. (*)