PLP 49 UIN SMH Banten Gelar Seminar Parenting Minat Bakat Anak untuk Orang Tua Siswa

ZETIZENS.ID – PLP Integratif kelompok 49 UIN SMH Banten menggelar Seminar Parenting Minat Bakat Anak bagi orang tua siswa di RA Al-Wardah.
Seminar dengan tema “Minat Anak Cermin Masa Depan: Cara Orang Tua Membaca Sinyal Awal Potensi Anak” disambut baik oleh pihak sekolah dan Orang tua siswa (29/8/2025).
Seminar tersebut menghadirkan narasumber utama, Ibu Muhiyatul Huliyah, S.Sos.I, M.M.Pd, dosen jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN SMH Banten.
Dalam paparannya, ia menyampaikan, “Penting mengenali minat bakat anak, kalau kita sudah tau minat anak kemana, itu bisa menjadi motivasi untuk mencari karir mereka seperti apa di masa depan”.
Selain itu, ia juga menjelaskan, anak yang diberikan kesempatan mengejar minatnya akan mengembangkan keterampilan dan percaya diri yang lebih kuat.
Sinyal awal anak, apa yang perlu diperhatikan? Pertama, anak mampu fokus dan konsentrasi pada aktivitas tertentu dari biasanya. Kedua, anak menunjukkan antusiasme dan kegirangan saat melakukan kegiatan tersebut.
Tiga, anak terus bertanya dan mencari tahu lebih banyak tentang topik tertentu. Dan yang terakhir, anak tidak mudah menyerah saat menghadapi kesulitan dalam kegiatan yang diminati.
Lalu apa yang perlu orang tua lakukan untuk membaca sinyal awal minat dan potensi anak?
Pertama, melakukan observasi tanpa intervensi, perhatikan anak saat bermain bebas, aktivitas apa yang mereka pilih sendiri, dan berapa lama mereka bertahan, serta apa yang membuat mereka paling bersemangat.
Kedua, dokumentasikan pola, catat aktivitas yang berulang dan konsisten dari waktu ke waktu. Bukan hanya ketertarikan sesaat, tetapi minat yang bertahan minggu atau bulan.
Ketiga, dengarkan pertanyaan mereka, pertanyaan yang diajukan anak memberi petunjuk tentang apa yang mereka pikirkan dan minati.
Terakhir, perhatikan momen aliran, saat anak begitu fokus sehingga lupa waktu, ini sinyal kuat minat dan potensi anak, catat kegiatan yang membuat mereka masuk ke zona ini.
Ia menambahkan, tugas kita bukan menciptakan minat, melainkan mengamati, mengenali dan mendukung minat alami anak. Biarkan anak memimpin perjalanan mereka sendiri.
“Peran kita adalah menyediakan alat, sumber daya dan dukungan emosional,” kata dia.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab dan sharing session yang interaktif. (Zee)