Traveling

Cari Tahu Sejarah Vihara Avalokitesvara, Vihara Tertua di Banten Lama

ZETIZENS.ID – Di balik megahnya bangunan Vihara Avalokitesvara di Banten Lama, ternyata menyimpan sejarah tersendiri.

Cerita ini diungkap Romo Asaji, tetua Vihara Avalokitesvara saat acara harlah Gusdurian yang digelar di ruang pertemuan vihara tersebut pada Minggu (1/9/2024).

“Wihara ini dibangun berawal dari kedatangan Putri Tiongkok yakni Ong Tien. Rombongan mereka sedang menuju ke arah barat daya dan singgah di pulau ini karena ada beberapa hal,” tukas pengurus yang sangat disegani di vihara ini.

Penguasa saat itu kata dia, adalah Syarif Hidayatullah. Dari pertemuan ini singkat cerita mereka menikah.

“Pernikahan ini terjadi ada banyak versi. Versi pertama katanya Putri Ong Tien tergila-gila dan ngaku hamil. Ia menaruh emas di perutnya. Saat dibuka ternyata tikus. Kita abaikan cerita ini karena ada unsur sihir-sihiran. Dalam Islam sangat melarang sihir, jadi tidak mungkin Syarif Hidayatullah melakukan ini,” papar Romo.

Versi kedua menyebut, Syarif Hidayatullah pergi ke Tiongkok. Setelah menikah, sang Putri diboyong ke Cirebon dan Syarif Hidayatullah bergabung dengan Walisongo dan menjadi Sunan Gunung Jati.

Selanjutnya kata Romo, anak buah Putri Ong Tien membuat komunitas di Kampung Baru di Banten Lama.

“Kampungnya udah ga ada, dulu namanya Sin Tiang. Lambat laun komunitas Tionghoa ini seperti komunitas lainnya membutuhkan tempat ibadah. Kelompok pertama membuat Masjid Pacinan Tinggi, mereka ikut Putri Ong Tien memeluk agama Islam. Komunitas kedua, membuat tempat ibadah di Desa Dermayon pada 1652,” papar Romo.

“Vihara ini berawal di Desa Dermayon dengan nama yang punya arti vihara sejuta kebaikan. Tapi pada abad 17 saat Banten terjadi pandemi lokal, diadakan ritual tolak bala dan berhasil. Saat itu Banten dipimpin Sultan Ageng Tirtayasa. Komunitas Tionghoa diberi tanah di depan, jadi dipindah dari Dermayon ke Pamarican. Ini terjadi pada 1774,” lanjutnya.

Pada abad 18 saat tsunami Krakatau meletus dan menelan banyak korban, Romo bilang, vihara ini dengan segala keajaibannya, tidak masuk air.

Tertua di Banten

Laman Indonesia Kaya menyebut, Vihara Avalokitesvara adalah yang tertua di Banten Vihara ini terletak 15 km arah utara dari Kota Serang, Banten.

Gerbang dengan atap berhiaskan dua naga memperebutkan mustika sang penerang (matahari) menyambut pengunjung di pintu masuk sebelum pengunjung masuk lebih ke dalam vihara yang memiliki nama lain kelenteng Tri Darma ini.

Sebutan Klenteng Tri Darma diberikan karena vihara ini melayani tiga kepercayaan umat sekaligus. Yaitu Kong Hu Cu, Taoisme, dan Buddha.

Walaupun diperuntukan bagi 3 umat kepercayaan namun bagi wisatawan yang beragama lain sangat diperbolehkan untuk berkunjung dan melihat bangunan yang saat ini termasuk dalam cagar budaya di Provinsi Banten ini.

Vihara Avalokitesvara memiliki luas mencapai 10 hektar dengan altar Dewi kwan Im sebagai Altar utamanya.

Di altar ini terdapat patung Dewi Kwan Im yang berusia hampir sama dengan bangunan vihara tersebut. Selain itu di sisi samping kanan dan kiri terdapat patung dewa-dewa yang berjumlah 16 dan tiang batu yang berukir naga.

Kelenteng yang pernah terbakar pada tahun 2009 ini juga memiliki ukiran yang menceritakan bagaimana kejayaan Banten Lama saat masih menjadi kota pelabuhan yang ramai.

Terletak di samping vihara, ukiran ini juga menceritakan bagaimana vihara ini digunakan sebagai tempat berlindung saat terjadi tsunami beserta letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.

Walaupun pernah mengalami musibah, bentuk dan isi yang ada di dalam vihara masih dijaga keasliannya oleh pihak pengelola. Bahkan bangunan vihara ini masih terlihat kokoh layaknya bangunan baru dengan warna merahnya yang khas. (Hilal)

Hilal Ahmad

Gen Z Enthusiast yang suka menulis apa pun dan bertualang ke mana pun!

Tulisan Terkait

Back to top button