Nusantara

Into The Cold, Empty Ocean” Nestapa dari Sebuah Kehilangan

ZETIZENS.ID – “Kehilangan adalah satu hal. Namun kesedihan, kehampaan, kerinduan, dan nostalgia adalah pengikutnya.”

Kalimat berikut akan menjadi secuil gambaran dari single terbaru Eas.y yang bertajuk “Into The Cold, Empty Ocean.”
“And most of all, Please don’t disappear…”

Eas.y unit sophisti-pop asal kota Malang kini telah memasuki babak baru dalam karya-karya mereka.

Setelah beberapa waktu telah sukses merilis EP Coutless Hours, kini mereka kembali dengan Into The Cold, Empty Ocean.

Konsisten dengan format quartet beranggotakan Karima Sasiseptiana pada Vocal, Bastya Indrawan pada Keyboard, Erland Oktafaisal pada Guitar, dan Yogie Satya Ferdinand pada Drum.

Seperti EP Countless Hours, pada Into The Cold, Empty Ocean mereka tetap konsisten mengangkat isu yang berangkat dari pengalaman pribadi dari masing-masing personil, kali ini pengalaman dari sang keyboardist, Bastya.

Single ini ingin mencoba mengangkat kisah kehilangan yang dialami oleh Bastya, namun tragisnya disini bukan cuma sekedar kehilangan seperti ditinggal oleh pacar atau mungkin hal picisan dimasa muda.

Ditinggal pergi oleh sang ayah tercinta menuju sang pencipta merupakan pondasi dari single kali ini.

“Jadi setelah ayah Bastya meninggal, lagu ini ditulis beberapa hari setelah ia merasakan ternyata pahit ditinggal (meninggal) orang yang paling disayangi. Lirik yang ditulis pun awalnya hanya sebuah 1 bait untuk mengekspresikan apa yang dia rasakan, lalu akhirnya coba digabungkan,” tukas mereka melalui rilisan pressnya.

Bisa dibilang single ini cukup tragis karena berakar dari kehilangan yang mendalam, ketakutan ditinggalkan oleh orang yang paling di sayangi.

Pada case ini sebenarnya Bastya sudah ditinggalkan oleh orang yang paling ia sayangi, namun ia berharap untuk jangan ditinggalkan lagi oleh orang yang di sayang, melainkan disini Bastya (jika bisa) memilih untuk yang meninggalkan saja.

Faktor emosional inilah yang membuat single ini mungkin akan memiliki kesan cukup mendalam bukan hanya bagi para personil Eas.y saja.

Ketakutan untuk menanggung perasaan sakit, pedih, hampa, bahkan menghadapi nostalgia merupakan hal wajar saat salah satu dari kita ditinggal oleh orang yang kita sayangi.

“And if the said, at least he is not in pain, That words only leave deeper (scars)”
Pesan lewat single ini sebenarnya cukup klise, sebagai penulis di single ini Bastya menerangkan, memang terkadang kita gak paham dengan orang yang paling kita sayang atau mungkin kita juga terkadang gak tau kalo mereka sayang sama kita, tapi mayoritas dari kita akan benar-benar merasa hampa dan kehilangan saat mereka benar-benar telah pergi lalu timbul perasaan seperti penyesalan dan yang lainnya, apalagi pergi disini yang dimaksud adalah meninggal. Single ini sendiri bisa dibilang menjadi materi yang paling cepat digarap. Mereka sendiri menjelaskan kalau lirik sendiri sudah final dalam kurun waktu kurang lebih satu minggu, setelah itu mereka langsung menuju studio dan 10 menit berselang aransemen dari lagu ini pun selesai. Memang kesan sederhana atau simple pada single ini menjadi hal yang dominan, mereka sendiri menjelaskan “karena personil merasa lagu yang simple itu lagu yang bisa nyampek ke hati pendengar. Jadi ini memang sengaja dibikin simple, cuman gak murahan.” Selain itu mereka juga banyak ter-influence dari single-single yang cukup sederhana juga seperti LANY – Malibu Night, Lifehouse – You and Me, dan Radiohead – Creep.

Untuk urusan dapur produksi Eas.y kembali mempercayakan ramuan dari M. Fitryan Al Fajri aka Ryan Abo (@ryan_abo) dari Haum Studio (@haum.studio) untuk urusan mixing dan mastering, sementara untuk tata visual dan artwork kali ini Eas.y dibantu oleh M. Aziz Rizki (@azizrisqii).

Single Into The Cold, Empty Ocean akan bisa dinikmati di seluruh gerai musik digital pada tanggal 2 Mei 2025. (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button