Edu

Sinergi dalam Pencegahan Stunting: Bersama Mewujudkan Generasi Sehat, Aktif, dan Produktif

ZETIZENS.ID – Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui berbagai program strategis, salah satunya adalah percepatan pencegahan stunting.

Stunting merupakan kondisi yang ditandai dengan pertumbuhan anak yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu lama, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Stunting tidak hanya berdampak pada fisik anak, tetapi juga berpengaruh terhadap perkembangan kognitif, kecerdasan, serta produktivitasnya di masa depan.

Stunting dapat terjadi karena berbagai faktor yang saling berkaitan. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya asupan gizi sejak dalam kandungan.

Ibu hamil yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup beresiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah, yang meningkatkan kemungkinan stunting.

Selain itu, pola makan yang tidak seimbang setelah lahir, seperti tidak mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan atau kurangnya konsumsi MP-ASI bergizi, juga berkontribusi terhadap masalah ini.

Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah infeksi berulang akibat sanitasi yang buruk, kurangnya pemantauan kesehatan anak, serta kondisi sosial ekonomi yang menghambat akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan.

Untuk mencegah stunting, diperlukan pendekatan yang komprehensif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, keluarga, dan masyarakat.

Upaya yang dapat dilakukan meliputi pemenuhan gizi sejak kehamilan dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, serta mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD).

Setelah bayi lahir, penting untuk diberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan MP-ASI bergizi setelahnya. Selain itu, anak harus mendapatkan imunisasi lengkap dan pemantauan tumbuh kembang secara rutin di Posyandu.

Sanitasi dan kebersihan lingkungan juga berperan penting dalam pencegahan stunting, seperti akses terhadap air bersih serta kebiasaan mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah infeksi yang dapat menghambat penyerapan nutrisi.

Posyandu sebagai komunitas di tingkat masyarakat memiliki peran penting dalam pencegahan stunting. Melalui Posyandu, ibu hamil dan ibu balita dapat memperoleh edukasi mengenai pola makan sehat, pemantauan tumbuh kembang anak, serta layanan imunisasi dan pemberian makanan tambahan.

Keluarga dan masyarakat juga harus berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan anak dengan memberikan pola asuh yang baik serta menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap pencegahan stunting, Lembaga Penelitian Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa secara rutin menyelenggarakan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik.

Salah satu program unggulan yang dilaksanakan oleh KKM Kelompok 81 adalah Sosialisasi Pencegahan Stunting di Kampung Cirukap, Desa Cibarani, Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang.

Kegiatan ini diadakan pada Kamis, 30 Januari 2025, di Balai Desa Cibarani dengan melibatkan mahasiswa KKM 81 Untirta, kader Posyandu, pihak Puskesmas Cisata, serta ibu hamil dan ibu yang memiliki balita. Sebanyak 30 responden dari beberapa RT dan RW di wilayah tersebut mengikuti sosialisasi ini.

Dalam acara sosialisasi yang diawali dengan pembukaan oleh moderator, dilanjutkan dengan pengisian pre-test untuk mengukur pemahaman awal masyarakat tentang stunting, penyebabnya, serta langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Pre-test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta telah memahami materi sebelum mendapatkan sosialisasi.

Selanjutnya pemaparan materi serta di dalamnya terdapat sesi tanya jawab oleh Siti Nayatu Rofikoh, mahasiswi Gizi Untirta, dan tambahan materi dari Ibu Arum Widyaningrum, S.Gz, ahli gizi dari Puskesmas Kecamatan Cisata.

Materi yang disampaikan mencakup pentingnya gizi seimbang, pola asuh yang baik, serta langkah-langkah konkret dalam pencegahan stunting.

Sebagai bagian dari kegiatan, dilakukan pula Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa nugget singkong serta penayangan cara pembuatannya sebagai alternatif makanan bergizi untuk anak-anak.

Setelah pemaparan materi, masyarakat kembali mengikuti post-test untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman mereka setelah mengikuti sosialisasi dan diakhiri dengan penutup.

Dengan adanya sinergi dari berbagai pihak, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat terus menurun, sehingga anak-anak dapat tumbuh sehat, aktif, dan produktif demi masa depan yang lebih cerah.

Cegah stunting, wujudkan generasi sehat, Mulai dari kita untuk masa depan mereka!! (Zee)

Tulisan Terkait

Back to top button